Kelima, minum jamu tradisional
Yang kuingat ada beberapa botol jamu sedunan yang bervariasi yang diperuntukkan untuk ibu pasca melahirkan, salah satunya yang berhasiat untuk melancarkan ASI. Ada juga bedak yang dioleskan pada bagian dahi.
Baunya yang khas menjadi ciri dari orang pasca melahirkan. Semua rutin diminum tiga kali sehari. jika habis maka kita akan dibelikan lagi diminum sampai bayi berumur selapan atau 35 hari.
Dan yang tidak ketinggalan lagi adalah jamu gepyok gendongan. Mbok jamu sudah dipesan untuk mampir setiap hari. Namanya jamu pahitan. Jamu ini berkhasiat agar kita doyan makan. Jika makan kita banyak maka produksi ASI akan lancar, itu yang selalu dipesankan mertua padaku.
Setiap kali makan, mertua yang menyediakan, nasi satu piring ditambah urap-urapan dan tempe goreng adalah menu setiap sarapan pagi. Sayur bening dan tahu goreng adalah menu siang, sorenya rempeyek dan oseng-oseng kacang. itulah contoh menu andalan yang kuingat.
Selama tiga bulan aturan itu tetap saya taati, selain ta'dhim dengan ibu mertua juga sungkan melawan. Alhamdulillah selama itu pula ASI secara ekslusif saya berikan. Pertumbuhan bayi normal dan sehat, bahkan bobot bayi bertambah terus sesuai usianya.
Setelah tiga bulan berlalu, saatnya kami harus boyong ke tempat kerja suami, sehingga terlepas dari aturan ini dan itu. Selama enam bulan saya disiplin memberikan ASI eksklusif pada babyku.
Setelah enam bulan berlalu, saya bisa menyiapkan makanan pendamping ASI ala saya, tanpa campur tangan mertua lagi. Saya bisa bertanya pada yang berpengalaman pada bidangnya.
Biasanya setiap bulan ada Posyandu maka kesempatan itulah saya gunakan untuk sharing dengan ibu-ibu yang lain, ataupun dengan bidan yang mendampingi.
Ada beberapa saran yang disampaikan terkait makanan pendamping ASI antara lain: