Dan yang tidak boleh ketinggalan adalah makanan khas di air terjun Nglirip yaitu rujak petis yang siap menggoyang lidah bagi siapa saja yang sedang berkunjung.
Rasa pedas dan harumnya petis khas Tuban bisa menambah nikmatnya suasana  panorama hutan jati yang bergerak bebas mengikuti perintah alam.
Di atas  kawasan air terjun Nglirip ada sebuah jembatan yang menghubungkan antara dua desa yaitu Desa Mulyoagung dan Desa Tungkis. Karena berdekatan dan hanya berjarak air terjun maka pemerintah setempat menghubungkan dua desa tersebut dengan membangun jembatan sebagai jalan alternative bagi masyarakat sekitar.
Bagi pengunjung yang ingin mencoba uji nyali bisa berjalan di atas jembatan di atas air terjun yang curam itu. Â
Selain berwisata alam pengunjung juga bisa berwisata relegi dengan berziarah ke makam Mbah Abdul Jabbar yang berada di dekat kawasan air terjun Nglirip.
Mbah Abdul Jabbar dipercaya sebagai waliyulloh oleh masyarakat sekitar. Â Beliau penyebar agama Islam pertama di jojogan atau daerah sekitar air terjun Nglirip. Dikutip dari merdeka.com menyatakan, Mbah Jabbar adalah seorang bangsawan putra dari pangeran Benowo Pajang. Dia bernama asli Pangeran Sumoyudo.
Datangnya Mbah Abdul Jabbar di jojogan karena pelarian akibat kalah dalam perang dengan penjajah Belanda.
Selain waliyullah beliau juga dikenal sebagai panglima perang dan musuh besar kompeni Belanda. Suatu saat terjadilah pertempuran sengit antara kedua belah pihak. Beliau mengalami kekalahan kemudian lari dari Pajang menuju Nglirip Jojogan Tuban.Â
Jika menuju air terjun Ngliprip kita akan menuruni tangga, sedang untuk menuju makam mbah Jabbar kita akan menyeberang jalan raya kemudian menaiki tangga yang berada tepat di samping kawasan air terjun Nglirip.
Cerita mistis dari air terjun Nglirip