Sejak hari itu kami menjadi tidak tenang, kami berdoa dan berharap semoga sapi itu segera sembuh. Kamipun menemui pemilik sapi dengan memberikan rempah-rempah yang bisa membantu sapi agar segera sembuh, termasuk memberikan tomat, daun serei, juga vitamin untuk diminumkan. tak lupa mendatangkan mantri hewan, meminta petunjuk agar dapat memantau keadaan sapi.
Belum tuntas sapi yang pertama, ada laporan lagi, dari pemilik sapi yang lain, "Bu, sapi tetangga ada yang mati, pripun niki", ucap Pak Kandar dengan nada sedih, "Saya hawatir sapi ini tertular sakit", lanjutnya kemudian.
"Gih Pak Kandar, selama sapi dalam keadaan sehat, gak usah sedih, tetap waspada, jangan lupa panggilkan mantri hewan", sahutku menenangkan Pak kandar yang sedih karena ada sapi tetangga yang mati.
Dua minggu berlalu, kamipun tetap berharap Tuhan memberikan sehat pada sapi-sapi yang sudah kami beli. Memang benar, wabah PMK layaknya corona, yang kita alami dua tahun terahir ini. Menularnya cepat sekali.
Bahkan satu dusun rata-rata sapi rumahan kena imbas seperti layaknya pandemi. Mula-mula sapi tidak doyan makan, lama-lama mulutnya berliur. Nah jika seperti ini sudah bisa diindikasikan  sapi terjangkit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku).
Jakarta, CNBC Indonesia, menyatakan Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit yang menyerang hewan ternak. Dikategorikan sebagai penyakit ternak yang paling menular dan serius, PMK umumnya menjangkiti hewan dengan kuku terbelah seperti sapi, kerbau, unta, domba, kambing, rusa dan babi.
Hari-hari itu sangat mencemaskan, setiap hari kami mendengar sapi mati dari desa sebelah,"Bu, sapi si Anu juga mati, padahal dipersiapkan untuk kurban", kata Mak Sum penjual sayur keliling.
Hari Raya kurang satu minggu, kami berharap dua sapi yang lain kondisinya sehat. Tiba-tiba ada  tamu yang datang ke rumah, Pak de Jaya menyampaikan keadaan sapinya. Dia mempunyai 5 ekor sapi, dua diantaranya sakit sedang yang 3 masih sehat termasuk yang akan digunakan untuk kurban.
Segera saya memberikan saran untuk memisahkan sapi yang sakit dan sapi yang sehat. "Sapi untuk kurban sehat Bu, tapi yang dua gak bisa berdiri karena kukunya coplok", ujarnya pada kami.
"Ya sudah Pak de Jaya, sekembali dari sini tolong segera ambil tindakan, sebaiknya kandangnya dipisah. Yang masih sehat, tolong disendirikan agar tidak tertular",