Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semarak Purna Siswa Menjelang Akhir Tahun Pelajaran

27 Juni 2022   08:43 Diperbarui: 27 Juni 2022   09:24 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara perpisahan dan wisuda santri TKIT AZ-ZAHRA. Gambar: KABARGAYO.com

Di akhir tahun pelajaran, menjelang purna siswa semua lembaga sekolah mengadakan perpisahan atau pelepasan siswa. Banyak lembaga yang memeringati dengan beragam kegiatan. Ada yang sederhana, sedang  maupun  meriah semua tergantung pada kemampuan lembaga masing-masing.

Setiap kegiatan tentu membutuhkan biaya, jer basuki mawa bea, jika ingin menampilkan meriah tentu harus berani mengeluarkan dana yang tidak sedikit, misalnya sewa gedung, panggung, elekton dan lain-lain yang menambah semaraknya acara.

Untungnya rata-rata pengisi acara adalah teman guru atau siswa-siswi sekolah, sehingga tidak perlu mendatangkan dari luar lembaga.

Berseliweran di medsos, FB, IG juga story, semua memposting hari kebahagiaan itu, entah anaknya yang baru lulus TK, SD, SMP hingga SMA. Semua akan menyuguhkan pemandangan yang membahagiakan.

Uforia kelulusan pada masing-masing lembaga tentu berbeda. Namun demikian acara purna siswa pasti akan banyak kesamaannya, terutama pada inti acaranya. Antara lain kata sambutan dari kepala sekolah,  wakil dari orang tua, termasuk pesan dan kesan siswa selama menuntut ilmu di sekolah dan yang tak kalah menariknya adalah penampilan siswa dan siswi dengan menyuguhkan kreativitasnya.

Namun demikian yang menjadi gongnya adalah bagaimana kepala sekolah atau guru memberikan wejangan yang menyentuh hati dan bermakna. Berikut alternative kegiatan agar purna siswa bermakna dan terkenang sepanjang masa.

Di lembaga saya kemarin tanggal 22 juni 2022 juga diadakan purna santri. Sebelumnya telah diadakan wisuda santri yang diselenggarakan dalam gedung. Namun kali ini setelah acara wisuda kami mengadakan renungan santri.

Peringatan yang sederhana ini dinikmati hanya oleh santri hatam alquran dan wali santrinya serta adik kelas yang hanya berjumlah 10 anak. Dari semua peserta yang hadir hanya sekitar 40 orang. 

Sengaja kami kemas sederhana dengan tujuan supaya aacara ini hikmad sebagai proses mengembalikan tanggungjawab kepada masing-masing orang tua, agar tetap membimbing dan menadampingi belajarnya sampai  waktu yang tidak terbatas.

Acara perpisahan dan wisuda santri TKIT AZ-ZAHRA. Gambar: KABARGAYO.com
Acara perpisahan dan wisuda santri TKIT AZ-ZAHRA. Gambar: KABARGAYO.com

Berikut acara  renungan santri dalam rangka purna santri khatam Al-Quran.

Pertama, membaca surat yasin bersama.

Acara dibuka dengan membaca surat Yasin bersama. Hal ini perlu kami tanamkan agar anak-anak semakin akrab dengan surat-surat yang popular dibaca sebagian besar kaum muslimin. Dipimpin oleh salah satu guru, semua santri beserta wali murid  membaca dengan penuh hikmad.

Kedua, sambutan wakil dari wali santri

Memberikan kesempatan pada wakil wali santri untuk sekedar menyampaikan kata sambutannya, biasanya akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap dewan guru atas jerih payahnya yang selama ini membimbing anak-anak hingga dapat menghatamkan Al-Quran 30 juz.

Dalam sambutannya biasanya wali murid juga menyampaikan permintaan maafnya pada semua guru jika selama ini ada kesalahan dan kehilafan dari anak-anak baik yang disengaja maupun tidak sengaja, karena kebandelan mereka maka kami atas nama wali santri meminta maaf yang sebesar-besarnya.

Ketiga, sambutan kepala lembaga atau TPQ

Pada kesempatan ini kepala lembaga menyampaikan ucapan selamat terhadap anak-anak yang sudah dengan jerih payahnya, dapat menghatamkan Al-Quran 30 Juz, sebuah proses yang panjang. Dimulai dari pengenalan huruf-huruf hijaiyah kemudian mengeja dan melafalkan hingga bisa membaca dengan fasih dan benar.

Pada kesempatan ini kepala TPQ juga menyampaikan pesan-pesannya agar anak-anak ini istiqomah dalam membaca Al-Quran. "Bacalah Al-quran setelah mahgrib secara rutin agar menjadi kebiasaan, jika hal ini dilakukan sejak kecil kelak dewasa akan mudah menerapkan hingga di usia lanjutpun akan tetap melafalkan kalam yang agung ini".

Keempat, renungan santri

Di akhir acara, adalah hal yang mengharukan. Para santri diharapkan dapat bersimpuh di pangkuan ibunya sambil menundukkan kepala dan mendengarkan kalimat-kalimat yang menyentuh hati.

Diiringi musik yang menyayat hati, iringan istighfar yang meluluhkan keangkuhan hati, kami bacakan   kalimat puitis, sehingga anak-anak dan ibunya banyak yang menangis terisak menjiwai kata demi kata.

Ibu...

Maafkan aku

Yang selama ini telah durhaka padamu

Maafkan aku

Yang selama ini mengabaikanmu

Maafkan aku

Yang selama ini tidak patuh padamu

maafkan aku

Yang pernah menyakitimu

Pernah membentakmu

Pernah berkata kasar padamu

Bahkan aku pernah mengumpatmu

Sungguh aku berdosa padamu Ibu

Juga berdosa pada Tuhanku Alloh SWT

Aku telah meninggalkan  sholatku

Kutinggalkan subuh karena malas bangun pagi

Kutingglkan dhuhur karena aku lelah dari sekolah

Kutingglkan asar karena aku sibuk bermain

Kutingglkan Maghrib dan Isyak karena terlena dengan HP

Ya Alloh

Dosaku seperti buih dilautan

Tak sanggup aku menanggungnya

Ya Alloh jika surgaMu tak menerimaku karena dosa-dosaku

Maka jangan lempar kami ke dalam nerakaMu

Ya Alloh aku mohon petunjukMu

Bimbing kami menuju jalanMu

Jalan orang-orang yang shalih

Ya Alloh ampuni aku dan kedua orang tuaku

Kasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihiku sejak kecil

Ya Alloh bukakan mati hati kami sehingga kami bisa melakukan perintahMu

Ya Alloh... Ya Aziz... Ya ghoffar

Ihdinasshirothol Mustaqim ...

Ya Alloh tunjukkanlah kami ke kejalan yang benar

Jalan orang-orang yang engkau beri nikmat

Dan bukan jalan orang-orang yang engkau murkai

Kelima, acara ditutup dengan bersalaman

Isakan tangis dan peluk erat kami para guru juga para santri menjadi pemandangan yang mengahrukan. Di sini kita bisa merasakan bagaimana kedekatan secara emosional antara guru dan murid. Bagaimanapun mereka bersikap terkadang menjengkelkan, pun juga membanggakan adalah hal yang wajar dalam mendampingi ihtiyar mereka menggapai ilmu.

Hanya doa yang terucap diujung acara, janganlah bosan dalam belajar karena masa depan dapat diraih hanya dengan belajar.

Bapak dan Ibu, memberikan kesempatan untuk merenung dan muhasabah diri bagi anak harus dilatihkan sejak dini. Jangan sampai anak karena prestasinya yang menjulang melupakan hakekatnya kepada siapa harus berterima kasih.

Wasana kata, jangan sampai seorang murid melupakan jasa gurunya, sehingga menyapa dengan sebutan, "dia mantan guruku". Karena jasa guru akan terkenang sepanjang zaman.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun