Buka dari pagi hingga malam hari. Sebagian orang tua kurang perhatian terhadap anak, bahkan luput dari pengawasan mereka.Â
Banyak anak-anak yang minta izin kepada orang tua untuk belajar kelompok, atau berangkat ngaji di TPA, namun ternyata nongkrong di warung-warung penyedia jasa WIFI.
Dari kebiasaan-kebiasaan itu menjadikan anak lebih tertarik bermain Hp dari pada belajar dan membaca buku. Apalagi jika orangtua tidak peduli terhadap belajar anak.
Keempat, anak terlalu dimanja
Besarnya kasih sayang orangtua terkadang menjadikan anak tidak berkembang. Banyak orangtua karena sayang ahirnya membiarkan anak semaunya sendiri. Seperti waktunya anak belajar namun karena sedang asyik nonton TV maka orangtua membiarkannya.
Sengaja membiarkan anak nonton TV atau main game dengan alasan kasih sayang, tentu tidak dibenarkan. Bagaimanapun juga semua ada batas waktunya.Â
Kita tetap memberikan kesempatan anak untuk bermain dan berinteraksi dengan teman sepermainannya. Namun, semua harus ada aturan main. Misalnya yang sering saya terapkan, "Nak boleh main HP, syaratnya ngaji dulu, setelah itu belajar jika sudah selesai, boleh main HP 30 menit."
Bapak dan ibu, hendaklah kita tidak bosan untuk menasihati dan mendampingi anak untuk belajar. Memotivasi tiada henti adalah kewajiban kita sebagai orangtua juga guru, di pundak merekalah masa depan bangsa ini. Kita siapkan mereka agar dapat meraih masa depan yang gemilang.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H