Di antara 13 siswa, 4 anak laki-laki yang mengacungkan tangan.
Saya menghela napas panjang dan mengatakan bahwa apa yang kalian tonton adalah hal yang tidak boleh dilakukan. Bahkan kalian menonton saja sudah dosa. Akhirnya saya menasihati banyak tentang hal tersebut.Â
Kedua, kurangnya perhatian orangtua
Menasihati anak harus selalu dilakukan bahkan harus juweh, artinya sering mengingatkan dan diulang-ulang.Â
Selain itu menjadi kewajiban orangtua juga guru untuk selalu mengarahkan, mendampingi, dan menemani mereka saat belajar.
Hal ini bisa kita lakukan sepanjang masih di lingkungan sekolah. Namun, jika sudah di luar sekolah tentu sudah menjadi tanggung jawab orangtua. Pertanyaannya, apakah orangtua juga memberikan perhatian yang sama layaknya di sekolah.
Banyak anak-anak jika ada pekerjaan rumah tidak dikerjakan. Ketika di tanya dengan enteng menjawab, "Lupa, Bu", Â itu menandakan bahwa semalam anak ini tidak belajar, mengapa tidak belajar karena bermain HP, sehingga melupakan tugas dari sekolah. Ini menunjukkan bahwa ada pembiaran dari orangtuanya.
Latar belakang pendidikan orang tua juga mempengaruhi terhadap cara mendidik anak, apalagi di daerah pedesaan. Seperti yang ada di kelas saya, rata-rata orang tuanya lulusan SD, dari 14 siswa hanya 1 orang lulusan SMA. Selebihnya lulusan SD dan SMP. sebagian besar mereka masa bodoh dengan belajar anak.
Ketiga, Lingkungan yang tidak mendukung
Ada banyak faktor yang menyebabkan anak malas belajar, selain kedua faktor di atas lingkungan anak juga sangat mempengaruhi.Â
Misalnya di lingkungan tempat tinggal saya, sudah banyak warung-warung kopi penyedia WIFI. Cukup dengan membayar dua ribu rupiah saja , nak-anak itu sudah bisa menikmati WIFI sepuasnya.