Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melalui Penguatan Karakter Profil Pelajar Pancasila Kita Bangun Peradaban Dunia

2 Juni 2022   20:40 Diperbarui: 2 Juni 2022   20:48 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi. Foto bersama Tim fasilitator usai workshop Asesmen jenjang sekolah dasar di Tuban

Ada yang menarik dalam workshop yang saya ikuti pada tanggal 22 -27 Mei 2022, salah satu materinya adalah Penguatan karakter profil pelajar pancasila melalui pembelajaran dan penilaian.

Di awal PPT-nya Fasilitator dari pengawas Kecamatan Palang Kabupaten Tuban, Ibu Siti Wasiatul Khoiriyah. M.Pd.  menyampaikan tentang Visi dan Misi Presiden 2020-2024 adalah : Terwujudnya Indonesia maju dan berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Sedangkan misinya adalah : peningkatan kwalitas manusia, struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing, pembangunan yang merata dan berkeadilan, mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan, 

kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa, pembangunan yang merata dan berkeadilan, perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga, pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya, dan sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.

Dalam pidato tahunan pada tanggal  14 Agustus 2020 Presiden Joko Widodo menyampaikan ; Nilai-nilai luhur Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Persatuan dan kesatuan nasional, tidak bisa dipertukarkan dengan apapun juga. Kita tidak bisa memberikan ruang sedikit pun kepada siapapun yang menggoyahkannya.

Dari apa yang disampaikan presiden Joko widodo pada point pertamanya adalah nilai-nilai luhur pancasila. Hal ini senada dengan apa yang menjadi visi pendidikan Indonesia yang menjadi platform pelajar pancasila yaitu : Beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia, kebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri.

Menjadi pekerjaan rumah bagi kita sebagai orang tua maupun guru bahwa kita menghadapi generasi milineal artinya generasi yang sudah melek digital sejak kelahirannya. Banyak kita temui anak-anak sekarang dari usia dua tahun sudah kecanduan android. Tayangan dan konten yang menarik disediakan bebas memberikan ruang kesenangan dan  kenyamanan bagi anak-anak.

Bahkan banyak ibu-ibu yang dengan sengaja memberikan androidnya untuk anak-anak mereka yang lagi rewel. "Halah Bu, saya gak sabar, kalau lagi rewel minta ini dan itu, saya kasih aja HP, saya putarkan kartun, diam sendiri" adalah pengakuan Bu Ira, ketika bercerita anaknya yang lagi rewel.

Hal senada juga dilakukan Bu Jamal, "Kalau saya lagi seterika atau mencuci baju, anak saya juga saya pinjami HP, dia anteng". Bukan saja Bu Ira atau Bu Jamal, saya sendiripun terkadang memberikan HP  ketika lagi ngantri dan menunggu lama di kasir.  

Kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, anak-anak sekarang dengan mudah mengenal permainan atau tontonan yang membuat mereka ketagihan. Hal ini bermula dari kita sebagai orang tua yang dengan sengaja mengenalkan digital pada anak. Maka jangan heran jika ada sebagian anak yang kecanduan HP.

Tidak memberikan HP sama sekali kepada anak juga tidak baik karena zaman digital seperti sekarang ini anak juga harus mengenal, namun sebaiknya kita juga memberikan batasan pada mereka. Misalnya lamanya bermain HP, atau waktu-waktu yang boleh memegang HP.

Semua itu harus dilakukan sebagai control  orang tua yang bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan dan karakter anak.

Sahabat Nabi Ali Bin Abi Thalib, R.A berkata : Didiklah anakmu sesuai dengan Zamannya, sungguh mereka akan menghadapi masa depan, yang berbeda dengan zamanmu.

Dalam menghadapai zaman yang serba modern ini, kita harus mendidiknya dengan cara yang bijak, menanamkan pondasi agama untuk membentuk karakter pada anak, namun tetap mengenalkan budaya digital sebagai tuntutan zaman. Setinggi apapun pendidikan yang mereka capai dan secanggih apapun teknologi yang mereka kuasai jangan melupakan pendidikan karakter yang saat ini tertuang dalam profil pelajar apancasila.

Dokumen Pribadi. Foto bersama Tim fasilitator usai workshop Asesmen jenjang sekolah dasar di Tuban
Dokumen Pribadi. Foto bersama Tim fasilitator usai workshop Asesmen jenjang sekolah dasar di Tuban

Apa itu profil pelajar pancasila

Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024:

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Sesuai dengan judul di atas, saya merepresentasikan bahwa untuk membangun peradapan dunia kita mulai dari membangun manusia berkarakter yang tercamtum dalam profil pelajar pancasila. Tantangan yang besar bagi guru untuk mewujudkan visi dan misi kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Profil Pelajar Pancasila, antara lain :

Satu, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Sebagai pelajar, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME harus menjadi identitas diri. Pelajar akan menjadi pribadi yang luhur jika dalam hatinya ada sebuah pengakuan penghambaan bahwa perwujudan alam raya ini ada yang mencipta. Sang pencipta adalah Tuhan yang Maka Esa yang wajib disembah karena Dia maha kuasa atas segala mahluknya.

Untuk mengapilkasikan keimanan tersebut di atas diharapkan dapat menumbuhkan akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam juga akhlak bernegara.

Dua, berkebhinekaan global.

Indonesia terdiri dari berbagai macam pulau, suku dan budaya. Pelajar Indonesia diharapkan dapat berpikir terbuka, menerima keberagaman dan perbedaan dalam setiap interaksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antar suku.

Hendaklah rasa nasionalisme keindonesiaan dijunjung tinggi sehingga tidak ada perbedaan, pelajar mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesama serta dapat menjunjung tinggi kebhinekaan sebagai bentuk peradaban.

Tiga, bergotong royong

Sikap gotong royong menjadi hal yang sudah lumrah dilakukan bagi pelajar Indonesia. Bahkan sejak kecil anak-anak telah dikenalkan rasa kebersamaan baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah. Misalnya jika di sekolah, anak-anak dijadualkan piket bersama, mengadakan kerja bakti, kerja kelompok dan masih banyak kegiatan yang berorentasi pada gotong royong.

Kegiatan gotong royong diharapkan dapat menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga mudah peduli terhadap sesama, berbagi dan dapat menciptakan kolaborasi.

Empat, mandiri.

Pelajar pancasila diharapkan mandiri dalam menghadapi situasi globalisasi seperti sekarang ini, tidak mudah cengeng dan mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap proses belajarnya. Pelajar pancasila mandiri dalam berbagai aspek, tangguh dan tidak mudah putus asa.

Tuntutan informasi secara cepat dan tepat harus disikapi dengan bijaksana, kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi dapat menjadikan pribadi yang dewasa.

Lima, bernalar kritis.

Pelajar pancasila diharapkan menjadi pribadi yang luhur dan bernalar kritis artinya dapat memproses informasi secara kwalitatif dan kwantitatif. Membangun keterkaitan berbagai informasi, menganalisis dan mengevaluasinya sehingga dapat menyimpulkan sebuah masalah.

Elemen yang ada pada tindakan bernalar kritis antara lain memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, sehingga dapat mengambil keputusan yang benar.

Enam, Kreatif

Selain bernalar kritis pelajar pansasila diharapkan dapat berpikir dan bertindak kreatif. Artinya mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu karya sendiri atau orisinal dan menghindari duplikasi. Kreatiritas pelajar pancasila akan selalu  bermakna, bermanfaat, dan berdampak pada lingkungan sekitar.

Hal yang mendasari dari kreatifitas pelajar pancasila adalah  menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang tepat.

Bapak dan ibu, membangun peradaban dunia hendaklah kita mulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Kita tanamkan karakter profil pelajar pancasila dengan kesungguhan hati. kita harapkan generasi emas yang akan datang sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur bangsa yaitu Indonesia yang berfalsafah pancasila.

Sumber :

Materi Workshop Asesmen Jenjang Sekolah Dasar Kabupaten Tuban, tanggal 22-28 Mei 2022

http://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/profil-pelajar-pancasilahttp://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/profil-pelajar-pancasila

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun