Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berikut 5 Cara Menanamkan Sikap Tanggung Jawab terhadap Siswa

18 Mei 2022   13:53 Diperbarui: 18 Mei 2022   16:56 1838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu seperti biasa saya datang sekolah dan menuju ke parkiran motor. Belum selesai saya memosisikan motor tiba-tiba beberapa anak berlari menuju ke arah saya dan mengadu, "Bu, kaca kelas satu pecah".

"Ya, Bu, kaca jendela kelas satu pecah". Saya belum merespons karena masih sibuk dengan motor yang saya parkir.

Setelah selesai, belum sempat menanggapinya, tiba-tiba sebagian murid berdatangan dan menggerombol, sehingga saya menjadi kerumunan anak-anak. Semua berkata dengan bahasa mereka sendiri yang intinya mengadukan bahwa kaca jendela kelas satu pecah.

Spontan saya berjalan menuju kelas satu, dan memang benar jendela itu sudah tak berkaca lagi. Sontak saya menanyakan, "Siapa tadi yang memecahkan kaca?"

"Barja, Bu," jawab anak-anak serempak.

"Benar Barja yang memecahkan jendela?" Tanyaku heran.

Barja yang dari kejahuan berlari mendekatiku dan menjawab lesu, "Ya Bu, saya yang memecahkan jendela."

"Loh memangnya sepagi ini kamu sudah bermain sepak bola, siapa saja temanmu?"

"Sendiri Bu,"  jawabnya penuh percaya diri.

"Saya tidak sengaja Bu, tiba-tiba tendangan saya menuju ke arah jendela," jawabnya tegas.

"Tapi kamu harus bertanggung jawab ya."

"Ya Bu, saya akan bertanggung jawab."

Ilustrasi di atas kisah nyata yang dialami Barja pagi ini. Sejatinya semua yang dilakukan Barja adalah ketidaksengajaan. Namun, demi untuk menanamkan tanggung jawab pada anak, maka penting sebagai guru saya memberikan penegasan agar kejadian ini tidak terulang kembali.

Sudah menjadi kebiasaan anak-anak sebelum bel masuk berbunyi suka bermain sepak bola. Sering kali diperingatkan bahwa bermain sepak bola boleh dilakukan, namun jangan sampai menendang bola ke arah kelas.

Kaca jendela bagian tengah yang pecah dihantam tendangan bola (Dokumentasi pribadi)
Kaca jendela bagian tengah yang pecah dihantam tendangan bola (Dokumentasi pribadi)

 Apa itu tanggung jawab

Tanggung jawab menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan keadaan untuk wajib menanggung segala sesuatunya. 

Dalam hal ini, jika dijabarkan tanggung jawab adalah kesadaran seseorang akan kewajiban untuk menanggung segala akibat dari sesuatu yang telah diperbuatnya. Berikut sikap yang bisa dilakukan untuk menanamkan rasa tanggung jawab:

Pertama, memberikan pengertian tentang tanggung jawab

Barja sudah kelas lima. Kebetulan di tema enam buku tematik juga ada materi tentang  tanggung jawab yang baru saja saya sampaikan di kelas. Jadi tidak sulit bagi saya untuk meminta pertanggung jawaban pada Barja.

Sudah kesekian kalinya saya menuliskan tentang kisah Barja, dia anak yang dewasa di antara temannya. Mungkin karena keadaan yang membuatnya menjadi seorang yang lebih dewasa.

Dengan percaya diri dan tegas, Barja menyatakan kalau dia akan bertanggung jawab dengan apa yang diperbuatnya.

Kedua, mau mengakui kesalahannya

Penting bagi seseorang untuk mengakui kesalahan jika dia benar-benar melakukan perbuatan yang merugikan orang lain, baik disengaja maupun tidak disengaja. Ini adalah satu bentuk pertanggungjawaban yang harus dilakukan di depan orang lain.

Hal ini perlu ditanamkan pada siswa bahwa mengakui kesalahan tidak usah malu karena bukanlah aib. Karena dengan mengakui kesalahan justru menunjukkan sikap bertanggung jawab dan percaya diri.

Ketiga, berjanji tidak mengulangi kesalahan

Mengakui kesalahan dan tidak mengulangi lagi adalah sikap sportif dan terpuji. Sikap ini yang bisa menumbuhkan semangat dan kehati-hatian dalam melakukan pekerjaan.

Tidak mengulangi kesalahan dan berjanji memperbaiki adalah sikap yang ditunjukkan Barja. Besok paginya Barja bersama kakaknya datang di sekolah dan menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan adiknya yang telah memecahkan kaca jendela.

Pada kesempatan itu, kakaknya siap mengganti kaca dan memasangnya kembali. Hal ini menunjukkan rasa pertanggung jawaban yang dilakukan keluarga atas kesalahan adiknya. Juga agar menjadi pelajaran bagi siswa lain agar berhati-hati jika bermain bola.

Keempat, berani menanggung risiko

Setelah mengetahui kaca yang berukuran 60 x 80 cm itu berserakan di dalam kelas, dengan sigap Barja menyapu dan membersihkan kemudian menimbunnya dalam tanah di belakang sekolah agar tidak terinjak orang lain.

Peristiwa seperti ini sebenarnya wajar terjadi apalagi usai SD, masa di mana anak suka bermain. Namun, kali ini agar menjadi perhatian dan pelajaran bagi yang lain untuk tidak sembrono bermain bola. Maka dengan tegas kami memberikan sanksi agar bertanggung jawab dengan apa yang telah diperbuatnya.

Kelima, menyampaikan bahwa melakukan kesalahan bukanlah perbuatan buruk

Bagi anak yang bermental lemah terkadang melakukan kesalahan menjadikan dia minder, putus asa dan bahkan menjadi tidak percaya diri. Terlebih jika kesalahan yang dilakukan menjadi bahan gunjingan atau bullying teman seusianya.

Untuk itu penting bagi orang tua atau guru memberikan pengertian bahwa melakukan kesalahan bukanlah perbuatan buruk, apalagi jika dilakukan tidak dengan sengaja.

Misalnya jika ada anak yang sedang bermain kejar-kejaran dan tiba-tiba ada yang terpeleset dan menangis, maka anak yang mengejar biasanya menjadi kambing hitam yang akan disalahkan. Jika tidak segera diselesaikan di sekolah, terkadang permasalahan kecil yang dilakukan anak akan merembet kepada orang tua.

Terkadang ada orang tua yang terlalu protektif terhadap anaknya, sehingga jika terjadi hal-hal tidak diinginkan pada anak, orang tua akan campur tangan dan menjadikan masalah kecil menjadi besar.

Bapak dan ibu, penting bagi kita menanamkan rasa tanggung jawab terhadap anak sedini mungkin, jangan sampai menjadi pribadi yang pecundang, tidak disiplin bahkan lari dari masalah.  Anak yang bertanggung jawab kelak jika dewasa akan menjadi pribadi yang pantang menyerah dan disiplin.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun