Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Awas, Jangan Ceritakan Cerita Takhayul pada Anak

18 Maret 2022   22:19 Diperbarui: 19 Maret 2022   09:45 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak yang sedang ngobrol. gambar dari  popomama.com 

"Kalian masih kecil, jika mendengar cerita hendaklah ditanyakan pada Bu Guru kebenarannya, jangan di sampaiakan pada temanmu, jika kalian beum mengerti maksudnya".

"Tadi Elha menangis karena Caca menceritakan  kalau pensilnya pendek, emaknya akan mati", itu cerita yang tidak benar, anak-anak mulai hari ini tidak boleh menceritakan lagi".

Anak kelas satu, masih belum bisa berpikir realistis layaknya anak yang menginjak dewasa, dia akan menerima informasi begitu saja karena dia belum mampu berpikir logis dan kritis. Untuk itu sebaiknya lingkungan keluarga bisa memberikan edukasi tentang hal-hal yang tidak lazim untuk diceritakan.

Kedua, menganjurkan anak untuk bertanya terhadap orang tua, jika menerima informasi.

Setiap kelas pasti mempunyai paguyupan kelas yang tergabung dalam group WA. Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan maka disampaikan kepada wali murid untuk tidak memberikan cerita takhayul atau cerita yang tidak masuk akal, terhadap putra putrinya.

Sebaiknya anak-anak usia  dini atau kelas rendah di SD  diberikan cerita-cerita yang mengandung hikmah, karena mereka  berpikir secara integratif, mereka memahami dan menerima informasi apa adanya tanpa bisa memilah-milah konsep mana yang benar dan mana yang salah.

Untuk itu penting bagi orang tua maupun guru menganjurkan  bertanya setiap menerima informasi apapun, agar tidak terjadi salah paham yang menyebabkan anak ketakutan.

Seperti ilustrasi di atas, Elha tidak bertanya dahulu tetapi  berpikir  cerita yang disampaikan temannya Caca benar adanya, sehingga dia merasa takut.

Bapak dan Ibu, hindarkan anak-anak kita dari cerita-cerita takhayul, mari memberikan cerita berhikmah agar mereka dapat meneladani dan mengambil pelajaran dari cerita yang kita sampaikan. Orang tua adalah cerminan bagi anak-anak, maka selayaknya kita menjadi contoh kebaikan bagi mereka.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun