Hari itu menjadi tamparan buat saya, sebagai guru yang sudah 17 tahun baru kali ini saya mendengar jawaban dari siswa yang membuatku menjadi berinstrospeksi diri.
Pagi itu saya masuk kelas 5, seperti biasa setelah berdoa saya menanyakan keadaan murid, absen yang berada di meja guru saya baca satu persatu, menanyakan keadaan siswa dan kehadirannya.
Tiba pada nama yang tidak asing saya sebut pada tulisan-tulisan sebelumnya. Nama itu adalah Barja, anak bungsu dari lima bersaudara itu pada awal tahun  ajaran baru sering tidak masuk. Bukan tanpa sebab, dia beralasan membantu ibunya menjadi tukang parkir di pasar.
"Barja", ketika namanya saya sebut segera dia mengacungkan tangannya
"Kemarin kamu tidak masuk, kenapa?"Tanyaku kepada Barja
"Kemarin saya tidak mengerjakan PR Bu, saya takut dimarahi", jawabnya sambil menunduk
Kembali saya tanyakan pada semua siswa yang ada di kelas, "Anak-anak apakah Bu guru pernah memarahi kamu?"
"Tidak Bu", jawab mereka serempak
"Barja, kamu dengar sendiri kan, kapan Bu Guru marah terhadap kalian, jika Ibu menanyakan PR untuk saya koreksi, karena itu tanggung jawabmu untuk melaksanakan tugasmu.
"Maaf Bu, saya tidak bisa mengerjakan PR, jadi saya tidak masuk"jawab Barja merasa bersalah.