Saya cukup bersyukur mempunyai tetangga yang kebetulan mempunyai usaha tempe dan tahu, jadi ketika berita di TV ada kelangkaan tempe, saya masih bisa menikmatinya, bahkan penjual sayur keliling  maupun penjual gorengan yang menjadi langganan saya masih menyediakan tempe goreng  yang menjadi andalan dagangannya.
Mungkin itulah sisi untungnya jika tinggal di desa, disaat orang lain kangen mencari menu andalan tempe, kami yang ada di desa masih menemukan lauk yang murah dan bergizi itu.
Saya mengenalnya sejak kecil, menjadi lauk andalan keluarga, selain murah, harga juga bersahabat, tak pernah peduli tanggal muda atau tua, tempe selalu ada di meja makan.
Selain digoreng tempe juga bisa diolah menjadi bermacam-macam masakan seperti, kering tempe, oseng-oseng tempe, bergedel tempe, kripik tempe juga ada naget tempe, tergantung kreativitas Emak-Emak di dapur.
Mengapa saya suka tempe, berikut alasannya
Pertama, tempe lauk andalan yang mudah dibuat
Setiap pagi saya harus menyediakan sarapan dan lauk utama keluarga adalah tempe. Kebetulan anak bungsu saya suka tempe, walaupun sudah ada telur ceplok atau bandeng, maka pertanyaannya: "Ma, apa gak punya tempe?".
Makanya di kulkas tempe wajib ada, saya lebih suka digoreng dengan tepung, bisa tepung sajiku atau buat sendiri lebih sehat, cukup mudah membuatnya. Siapkankan 2 siung bawang putih , ketumbar secukupnya dan garam. Setelah dihaluskan  tambahkan  terigu dan air secukupnya, tempe di iris sesuai selera lalu di goreng. Tempe siap menjadi lauk andalan di meja makan.
Kedua, tempe pantas untuk acara slametan
Saya salah satu orang yang biasa melakukan acara slametan baik dalam bentuk syukuran atau kirim doa. Salah satu menu masakan yang harus ada untuk berkatan adalah kering tempe. Kering tempe juga mudah membuatnya. Pertama-tama tempe  diiris tipis-tipis kemudian digoreng tanpa bumbu hingga kering kecloklatan.