Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Murid Selalu Izin Tidak Masuk Sekolah, Apa yang Harus Dilakukan Guru?

13 Februari 2022   21:23 Diperbarui: 19 Februari 2022   19:55 2754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa kelas 1 menjalani hari pertama sekolah di SDN 01 Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/7/2016) (KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG)

Di tengah-tengah rempongnya emak-emak yang lagi masak, tiba-tiba ponselku berdering. Tempe yang sudah berwarna kecoklatan pertanda waktunya diangkat, karena khawatir gosong, maka suara ponsel ku abaikan.

Namun, lagi-lagi ponsel berdering, akhirnya saya angkat, "Assalamualaikum bu, saya ibunya Anto, mau tanya apa nanti ada kegiatan di sekolah?"

"Kalau kegiatan di sekolah ya belajar, mbak." Jawabku

"Memangnya ada apa, mbak?" Tanyaku ingin tahu

"Gini bu, Anto mau izin, saya mau ajak takziyah ke famili," jelasnya

"Mbak, biarkan Anto belajar dulu, nanti pulang sekolah bisa diajak, wong belajarnya hanya sampai jam setengah sepuluh, sepulang sekolah Anto bisa diajak."

"O, gih, matur suwn, bu."

Akhirnya pagi itu, Anto tetap masuk sekolah, dan tepat pukul 09.30 WIB anak-anak saya pulangkan. 

Saya lihat absen Anto satu bulan ini sudah 3 kali tidak masuk kelas, dengan alasan yang hampir sama, yaitu ikut Ibunya.

Menjadi guru di sekolah dasar harus siap menghadapi berbagai karakter siswa termasuk wali muridnya.

Usia mereka masih anak-anak yang mempunyai karakter dominan, yaitu senang bermain.

Bagi mereka, belajar di sekolah masih dianggap beban, mereka masih membandingkan belajar di sekolah banyak aturan, harus patuh dan siap belajar dengan tenang. 

Adapun jika bermain di rumah atau di luar, mereka dapat mengekspresikan apa kemauan mereka.

Di sinilah guru harus bisa menyeimbangkan dan memadukan karakter siswa yang suka bermain dengan proses belajar mengajar di kelas.

Seperti ilustrasi di atas, Anto adalah anak bungsu dari lima bersaudara, dia sering tidak masuk karena alasan ikut ibunya, seperti tilik bayi, takziyah, dan juga kondangan manten dan sebagainya.

Beberapa kali saya menegurnya, "Anto kamu jangan sering bolos,"

Dia akan bilang, "Ya bu, saya tidak akan mengulanginya lagi."

Namun, pada kenyataannya malah ibunya sendiri yang menghubungi saya untuk meminta izin.

Karakter anak usia SD 

Menurut laman panduan mengajar.com ada 5 karakter anak yang bisa dipelajari

1. Senang bergerak

Siswa sekolah dasar dapat duduk dengan tenang maksimal 30 menit saja. Setelah itu mereka cenderung akan melakukan gerakan-gerakan, misalnya pindah bangku ke temannya, atau berlari-lari, atau suka jahil dengan teman sebangkunya yang membuat dia akan melakukan gerakan-gerakan.

Sebaiknya guru memfasilitasi karakter siswa dengan metode pembelajaran yang dapat membuat mereka senang dan nyaman.

2. Senang bermain

Siswa usia SD akan termotivasi untuk belajar ketika pembelajaran difasilitasi dengan permainan, karena bermain adalah dunia mereka. 

Maka seyogyanya guru dapat memfasilitasi pembelajaran yang memungkinkan siswa bermain yang relevan dengan materi pembelajaran yang hendak dikuasai siswa.

Seperti yang dialami oleh Anto, dia masih mengalami dunia bermain, maka jalan-jalan dengan ibunya adalah hal yang menarik. Maka belajar baginya menjadi pilihan kedua

3. Senang berimajinasi

Siswa sekolah dasar cenderung senang berimajinasi dan membuat sesuatu sesuai apa yang dibayangkan. 

Sebaiknya guru memfasilitasi pembelajaran yang dapat mengembangkan imajinasi siswa, sehingga kreativitas siswa dapat tersalurkan.

4. Senang melakukan sesuatu secara langsung

Siswa sekolah dasar masih dalam tahap perkembangan kognitif operasioal konkret, itu artinya pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa jika menggunakan model atau praktek langsung. 

Pembelajaran prosedural menggunakan ceramah akan diterima dengan monoton dan menjenuhkan. Selain guru sebagai model, siswa juga bisa melakukan pembelajaran dengan metode demonstrasi sehingga siswa akan mengalami sendiri.

5. Senang berkelompok

Siswa sekolah dasar senang berkelompok, dia akan mencari teman untuk bermain, dia mulai bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman sekelompoknya.

Guru sebaiknya memfasilitasi siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dengan menerapkan pendekatan kooperatif sehingga siswa dapat mengaktualisasikan kemampuannya dalam kelompok tersebut.

Penting kiranya bagi guru maupun orang tua bisa memahami karakter mereka, sehingga dalam mendampingi proses pembelajaran baik di rumah maupun di sekolah kita bisa memfasilitasi mereka agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Dari ilustrasi di atas ada yang perlu dipahami Anto juga Ibunya, dunia anak adalah dunia bermain, maka jalan-jalan dengan ibunya adalah hal yang menarik. 

Belajar baginya menjadi pilihan kedua. Untuk itu sebagai guru saya mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, membuat grup WA untuk wali murid

Grup WA telah kami buat sejak awal tahun ajaran baru, dari situ kita bisa menyampaikan kepada wali murid terkait dengan pembelajaran anak di sekolah apalagi saat ini pembelajaran tatap muka terbatas masih berlangsung.

Banyak aturan yang selalu berubah-ubah, misalnya hari ini tatap muka, mungkin esok pagi pembelajaran daring. Hal seperti itu cukup kita sampaikan lewat WA grup.

Seperti juga menyampaikan pentingnya mengikuti vaksin dan juga menyampaikan tentang perlunya menjaga prokes untuk menghindari Covid-19 varian Omicron yang saat ini mengintai kita.

Kedua, menyampaikan pentingnya belajar 

Di WA grup juga saya sampaikan pentingnya belajar, jangan sampai keutamaan belajar dikalahkan dengan kepentingan-kepentingan yang bisa ditunda.

Seperti yang dialami Anto, Anto bisa saja mengikuti ibunya ke manapun pergi namun setelah pulang dari sekolah, jadi tidak meninggalkan kewajibannya.

Yang harus dipahami oleh wali murid, bahwa jangan selalu melibatkan anak dengan kepentingan orang dewasa, seperti yang dilakukan ibunya Anto, mau takziyah kok mengajak anaknya, sehingga anak akan lebih tertarik pada ajakan ibunya dari pada sekolah.

Anto merasa lebih senang naik mini bus beramai-ramai dari pada bersekolah. Maka pengertian ini harus dipahami oleh seluruh wali murid, sehingga tidak sering mengajak anaknya pergi ke luar kota untuk kepentingan orang tua dan meninggalkan kepentingan anaknya, yaitu bersekolah.

Ketiga, komunikasikan hal-hal terkait dengan pembelajaran

Ada banyak hal yang harus dikomunikasikan kepada orang tua terkait kondisi pembelajaran mereka di di sekolah.

Misalnya siswa A yang suka ngantuk di kelas, maka saya menegur orang tuanya agar jangan tidur larut malam. 

Begitu juga dengan siswa B yang suka minta jajan sama temannya, ternyata tidak diberi uang saku dengan alasan memberi pelajaran agar hemat.

Demikian juga siswa C yang tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumahnya (PR) karena tidak didampingi orang tuanya ketika belajar. Dan banyak masalah-masalah lain yang menjadi problematika pendidikan di SD.

Keempat, tegas dalam memberi keputusan

Ada hal yang harus kita putuskan secara tegas demi kebaikan. Ada saatnya kita lunak mengikuti mereka karena alasan yang bisa kita toleransi.

Seperti apa yang saya sampaikan kepada ibunya Anto, bahwa saya tidak mengizinkan kesekian kalinya, dengan alasan yang bisa ditunda. 

Saya melihat Anto sudah beberapa kali izin dengan alasan yang sama, ikut ibunya.

Kali ini saya harus tegas, dan memberikan pengertian kepada ibunya Anto untuk tidak selalu melibatkan anak dalam kepentingan keluarga.

Bapak dan ibu, sebaiknya pahami karakter anak didik kita, mari bergandengan tangan dengan orang tua murid.

Bagaimanapun juga mereka adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun