Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sikap yang Harus Disiapkan Menjelang Masa Pubertas Anak Usia SD

7 Februari 2022   20:10 Diperbarui: 8 Februari 2022   09:54 2452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada umumnya yang disebut guru ideal adalah guru yang menguasai materi, mampu menguasai kelas, mempunyai wawasan yang luas, kreatif, inovatif, dan memiliki karakter yang positif serta yang tak kalah pentingnya adalah sabar dalam membimbing peserta didik.

Selain kriteria tersebut di atas membersamai anak-anak usia sekolah dasar harus mempunyai jiwa mama, karena sebagian besar mereka anak-anak mama. Artinya kita sebagai guru harus mempunyai jiwa keibuan yang melekat pada diri dan menerima peserta didik sebagai anak sendiri.

Segala bentuk problema anak usia SD akan kita temui, jenis karakter yang mereka miliki berbeda tentu harus ditangani dengan cara berbeda pula. Ada anak yang penurut, pun juga anak yang susah diatur, ada juga yang suka ngeyel bin bandel jika dinasehati.

Yang tak ketinggalan adalah anak yang suka iseng pada teman yang lagi susah, tidak memberi solusi malah memperburuk keadaan. Di sinilah peran guru menjadi penting untuk mendampingi mereka.

Menurut tingkat kelasnya kami menyebut kelas 1,2 dan 3 dengan kelas rendah, sedangkan kelas 4,5 dan 6 adalah kelas atas.

Di kelas rendah anak-anak masih harus kita kawal seperti layaknya anak di rumah, perlu bimbingan bahkan untuk melayani diri sendiri kadang orang tua masih suka nitip kepada Bapak dan Ibu wali kelasnya. Misalnya jika anak sedang batuk, maka orang tua berpesan: "Bu, nitip bilangan anak saya tidak jajan/beli es ya, semalam batuknya ngikil (jw)".

Sedang anak-anak kelas 4,5 dan 6, mereka sudah bisa merawat diri sendiri, sudah mulai tampak bertanggung jawab bahkan kelas 6 sebagian mereka sudah mengalami masa puber, mulai suka dengan lawan jenis dan mulai ada kenakalan yang ditimbulkan.

Seperti pagi itu tiba-tiba di kelas ada kegaduhan, seorang anak perempuan sebut saja namuanya Wella (bukan nama asli) tiba-tiba menangis histeris dan ketakutan. Ketika tiba-tiba rok/bawahannya yang berwarna putih tiba-tiba berwarna merah, banyak darah di bagian belakang.

Sontak anak-anak yang lain menjauh karena merasa jijik, sedang anak laki-laki malah mengolok-olok. Ada salah satu siswa yang melapor segera saya masuk di kelas 6. Saya mendekat dan menenangkannya, saya yakin anak ini mengalami menstruasi yang pertama kalinya, karena tidak tahu akhirnya dia takut dan menangis.

Seorang Siswa mengalami haid pertama kali. Ilustrasi gambar: hellosehat.com
Seorang Siswa mengalami haid pertama kali. Ilustrasi gambar: hellosehat.com

Saya berusaha menenangkannya dan meminta semua teman-temannya tidak membuat gaduh. "Bu guru akan antar Wella ke rumah untuk ganti pakaian dan kembali ke kelas ini setelah selesai," pintaku pada mereka.

Tak butuh waktu lama saya mengantar Wella ke rumah, hanya butuh 20 menit kami sudah kembali ke kelas, karena rumahnya memang tidak jauh dari sekolah.

Pengertian Puberitas atau Masa Puber 

Puberitas atau masa puber adalah masa dimana anak mulai beranjak remaja. Di masa ini anak akan mengalami perubahan secara fisik yang cukup berbeda dengan sebelumnya.

Sebagai orangtua dan guru di sekolah, kita harus memberi edukasi pada anak saat memasuki usia puberitas agar tidak kaget atau merasa tidak normal.

Sebagian besar anak perempuan memulai masa puber ketika berusia 8 sampai 13 tahun. Sementara anak laki-laki saat mereka memasuki usia 10 hingga 16 tahun (dikutip dari laman Kids Health).

Sebenarnya materi IPA di kelas 6 telah membahas tentang tanda-tanda pubertas. Mereka sudah menerima materi itu. Namun pada kenyataannya ada anak yang dengan mudah beradaptasi dengan perubahan dirinya, sebaliknya ada anak yang belum bisa menerima kenyataan, seperti yang terjadi pada Wella pagi itu.

Bagaimana sikap kita menghadapi masa pubertas?

Melihat ilustrasi di atas saya menyampaikan terhadap anak-anak bagaimana sikap kita dalam menghadapi masa pubertas. Berikut cara saya menasihatinya:

Mengomunikasikan masa pubertas pada anak. Ilustrasi gambar: hellosehat.com 
Mengomunikasikan masa pubertas pada anak. Ilustrasi gambar: hellosehat.com 

Pertama, masa pubertas adalah kodrat yang dialami semua anak menjelang dewasa.

Anak-anak harus memahami bahwa masa pupertas adalah masa dimana semua orang akan mengalaminya. Tidak perlu resah dan takut. Hal ini merupakan kodrat alam yang harus diterima. Seperti Wella yang saat ini mengalami menstruasi pertama kali.

Semua anak perempuan akan mengalami seperti Wella, namun jangan cemas dan takut. Seperti juga bu guru, dulu saya mengalami menstruasi ketika duduk di bangku SMP kelas 9, jadi bu guru cukup tahu dan sudah siap menerima.

Kalau saat ini Wella baru berumur 11 tahun sudah mengalami menstruasi itu adalah kodrat wanita yang harus diterima. Ini menunjukkan bahwa Tuhan lebih dalu memberikan kamu usia yang lebih matang secara fisik.

Tidak perlu ditakuti, namun kalian perlu mewaspadai bahwa sejak mengalami menstruasi berarti kalian telah dewasa, harus bisa menjaga diri dan berlaku sopan dalam bergaul terutama kepada lawan jenis.

Kedua, menerima konsekuensi 

Menerima kodrat baik sebagai perempuan maupun laki-laki yang melekat dengan risikonya adalah keharusan. Ini harus diterima dengan lapang hati. karena semua aturan Tuhan menjadi hikmah. Menstruasi atau biasa disebut dengan datang bulan merupakan tanda perempuan memasuki masa pubertas. 

Jika sudah mengalami menstruasi berarti rahim sudah siap menyambut kehamilan. Ini sebuah pelajaran penting bagi kalian dan wajib dipahami. Itu sebabnya mengapa kita sebagai guru dan juga orangtua selalu menasihati untuk menjaga pergaulan terhadap lawan jenis.

Saat menstruasi ada kalanya akan merasa nyeri di perut maka sebaiknya, minum ramuan jamu kunyit asem. Saya biasa meminumnya sejak remaja. Hal-hal seperti ini menjadi konsekuensi kita sebagai perempuan.

Ketiga, menjaga kebersihan 

Selama menstruasi atau datang bulan kalian harus menjaga kebersihan, dengan cara mandi setiap hari dan mengganti celana dalam dan pembalut secara teratur agar terbebas dari bakteri.

Saat ini telah banyak jenis dan bahan pembalut wanita yang bisa dipakai dengan aman dan nyaman. Kalian tinggal pilih mana yang dianggap cocok dan nyaman dipakai.

Mengalami datang bulan bukan hambatan untuk beraktivitas asal bisa menjaga diri, semua perempuan baik yang saat ini bekerja di luar atau di kantor-kantor pasti mengalami kodrat wanita semacam ini, toh mereka dengan santai dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa terbebani.

Datangnya menstruasi justru menjadikan kita lebih disiplin dalam menjaga kebersihan, kita sebagai wanita harus siap-siap sewaktu-waktu tamu yang tak diundang itu tiba-tiba datang.

Apa yang dialami Wella adalah wajar, takut dan risih dengan kondisinya yang tidak biasa, maka jangan malah ditakut-takuti dan diolok-olok, justru akan menyebabkan dia tidak percaya diri. Kalian harus membantu Wella dengan menenangkan dan memberikan solusi yang baik.

Keempat, menyampaikan dan mengomunikasikan perubahan fisik pada masa puber.

Baik laki-laki maupun perempuan akan terjadi perubahan fisik, agar tidak terjadi kecemasan dan ketidak nyamanan karena perubahan fisik maka sebaiknya orang tua maupun guru menjalin komunikasi dengan anak-anak.

Ajak mereka ngobrol dengan santai, beri edukasi tentang masa-masa pubertas, misalnya jika perempuan akan terjadi menstruasi, pembesaran pada payudara dan lain-lain. Ini penting untuk disampaikan agar mereka tidak takut jika sewaktu-waktu terjadi perubahan pada dirinya.

Sedangkan untuk laki-laki akan mengalami mimpi basah. Ajak mereka berbicara dengan obrolan yang santai, mungkin diantara mereka ada yang telah mengalaminya, maka beri kesempatan mereka berbagi pengalaman agar menjadi pembelajaran bagi yang lain.

Bapak dan ibu, mari membimbing dengan hati, agar mereka mudah menerima dengan hati pula.

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun