Pada umumnya yang disebut guru ideal adalah guru yang menguasai materi, mampu menguasai kelas, mempunyai wawasan yang luas, kreatif, inovatif, dan memiliki karakter yang positif serta yang tak kalah pentingnya adalah sabar dalam membimbing peserta didik.
Selain kriteria tersebut di atas membersamai anak-anak usia sekolah dasar harus mempunyai jiwa mama, karena sebagian besar mereka anak-anak mama. Artinya kita sebagai guru harus mempunyai jiwa keibuan yang melekat pada diri dan menerima peserta didik sebagai anak sendiri.
Segala bentuk problema anak usia SD akan kita temui, jenis karakter yang mereka miliki berbeda tentu harus ditangani dengan cara berbeda pula. Ada anak yang penurut, pun juga anak yang susah diatur, ada juga yang suka ngeyel bin bandel jika dinasehati.
Yang tak ketinggalan adalah anak yang suka iseng pada teman yang lagi susah, tidak memberi solusi malah memperburuk keadaan. Di sinilah peran guru menjadi penting untuk mendampingi mereka.
Menurut tingkat kelasnya kami menyebut kelas 1,2 dan 3 dengan kelas rendah, sedangkan kelas 4,5 dan 6 adalah kelas atas.
Di kelas rendah anak-anak masih harus kita kawal seperti layaknya anak di rumah, perlu bimbingan bahkan untuk melayani diri sendiri kadang orang tua masih suka nitip kepada Bapak dan Ibu wali kelasnya. Misalnya jika anak sedang batuk, maka orang tua berpesan: "Bu, nitip bilangan anak saya tidak jajan/beli es ya, semalam batuknya ngikil (jw)".
Sedang anak-anak kelas 4,5 dan 6, mereka sudah bisa merawat diri sendiri, sudah mulai tampak bertanggung jawab bahkan kelas 6 sebagian mereka sudah mengalami masa puber, mulai suka dengan lawan jenis dan mulai ada kenakalan yang ditimbulkan.
Seperti pagi itu tiba-tiba di kelas ada kegaduhan, seorang anak perempuan sebut saja namuanya Wella (bukan nama asli) tiba-tiba menangis histeris dan ketakutan. Ketika tiba-tiba rok/bawahannya yang berwarna putih tiba-tiba berwarna merah, banyak darah di bagian belakang.
Sontak anak-anak yang lain menjauh karena merasa jijik, sedang anak laki-laki malah mengolok-olok. Ada salah satu siswa yang melapor segera saya masuk di kelas 6. Saya mendekat dan menenangkannya, saya yakin anak ini mengalami menstruasi yang pertama kalinya, karena tidak tahu akhirnya dia takut dan menangis.