Perawat datang dan memberikan suntikan di lengan tangannya, namun lagi-lagi Abah tak ada reaksi sakit sama sekali,
"Mbak Bapaknya kok diam saja?" tanyaku kepada perawat
"Ya Bu, coba Ibu respon saja karena Ibu yang paling dekat dengan Bapak"
Setelah perawat berlalu, aku berusaha tetap merespon Abah, kupegang tangan kanannya mulai dingin, aku perhatikan dadanya tak ada tanda-tanda bernapas, pikiranku mulai kacau.
Aku berteriak : "Dokter...Dokter... Abah tak ada napas, Â Abah diam tak ada respons!" segera Dokter datang, memegang tangan Abah dan mengatakan : "Ibu, denyut nadi Bapak sudah tidak ada, yang sabar Bu nggih!"
"Maaf Dokter apakah masih ada usaha lain?"
"Ada Bu, dengan cara memberi pompa jantung, namun atas persetujuan Ibu, tapi kecil kemungkinan bisa berhasil", jawab dokter,
"Iya Dokter aku mengizinkannya, coba diusahakan saja!"
Akhirnya dua perawat bergantian memompa jantung Abah dengan kedua tangannya, persis yang sering kulihat di sinetron. Aku menyaksikan sendiri bagaimana perawat itu memompa tepat di atas dada, setelah itu bergantian dengan perawat yang lain. Setelah beberapa kali tidak berhasil maka aku mengatakan:
"Dokter!"
"Aku ikhlas"