Kedua, mendekati dan merayu anak yang menangis
Yella, siswa kelas 5, sejak pagi sudah menangis sesenggukan di halaman sekolah, dia menjadi tontonan anak-anak yang lain. Berlindung di bawah tiang bendera sambil menangis dan tidak mau beranjak, tangannya memegang dengan kuat tiang bendera dan tidak mau melepaskan.
Saya mendekati dan merayunya, apapun saya ucapkan untuk menenangkannya, yang terakhir saya mengatakan: "Kamu boleh menangis karena takut disuntik, tapi kamu harus mau divaksin."
Sambil menangis, akhirnya perlahan tangan itu dilepaskan dan saya bimbing masuk ke kelas, akhirnya dia mau disuntik.
Setelah disuntik, saya tanya, "Apakah sakit?" dia menggelengkan kepala sambil tersipu malu.
"La gitu saja kok dibela-belain nangis," ujar rekan guru yang gregetan dengan ulahnya.
Ketiga, meminta anggota TNI yang datang memberikan lelucon terlebih dahulu.
Datangnya petugas puskesmas, ditemani anggota TNI yang berpakaian dinas menambah ketakutan anak-anak. Untuk itu, pihak sekolah meminta anggota TNI memberikan lelucon yang mengundang tawa anak-anak, agar terkesan tidak menakut-nakuti.
Dengan logatnya yang lucu beberapa personil TNI masuk ke kelas dan memberikan cerita-cerita lucu untuk mengalihkan perhatian anak, agar tidak tegang menghadapi petugas yang saat ini datang di sekolah.
Walhasil anak-anak yang yang bersembunyi di kolong meja dengan sendirinya mulai menampakkan hidungnya, sambil tertawa mendengar banyolan-banyolan dari petugas.
Keempat, jangan memberikan arahan dengan menakut-nakuti.