Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Sekolah Tidak Mau Vaksinasi, Begini Cara Merayunya

3 Januari 2022   11:36 Diperbarui: 4 Januari 2022   17:51 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin dengan cara disuntikkan atau diteteskan ke mulut untuk meningkatkan proses antibodi guna menangkal penyakit tertentu. Sedangkan, imunisasi merupakan proses dalam tubuh agar seseorang memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit.

Seperti yang saya sampaikan di atas, sebetulnya pemberian imunisasi sudah biasa dilaksanakan setiap lembaga sekolah. Jadual itu telah di handel oleh petugas kesehatan, dalam hal ini puskesmas terdekat.

BIAS adalah Bulan Imunisasi Anak Sekolah, kegiatan ini rutin diadakan dua kali dalam setahun di lembaga saya bahkan mungkin secara serentak di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Program BIAS ini dilakukan untuk memberi perlindungan kepada anak-anak usia SD terhadap penyakit campak, difteri, dan tetanus.

Menurut laman Dinkes.kotamobagukota.go.id disebutkan ada tiga imunisasi yang wajib diberikan berulang pada saat BIAS:

Imunisasi Campak

Sebanyak 28,3 % anak berusia 5-7 tahun masih terkena campak meskipun sudah diimunisasi sewaktu bayi.

Ikatan Dokter Anak Indonesia( IKADI) membuat rekomendasi imunisasi ulang pada anak kelas 1 di seluruh Sekolah Dasar (SD)

Imunisasi Difteri Tetanus (DT)

Bersamaan dengan campak, imunisasi Difteri Titanus juga turut diberikan ulang pada anak usia sekolah kelas 1 SD. Mengingat masih dijumpainya kasus difteri pada umur >10 tahun.

Imunisasi DF dapat diberikan lagi saat anak berusia 12 tahun atau kelas 6 SD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun