Pada tulisan sebelumnya saya pernah menyampaikan tentang bagaimana kiat-kiat menjadi guru pembimbing khusus, salah satunya harus mempunyai tiket kesabaran tingkat tinggi.Â
Ketika tiket sabar telah kita kantongi, menghadapi semua jenis karakter anak akan bisa kita layani. Termasuk di dalamnya menjumpai anak dengan hambatan down syndrome.
Memang tidak mudah membimbing peserta didik berkebutuhan khusus, namun demikian jika kesabaran telah melekat dalam keadaan apapun dan bagaimanapun, guru harus mengedepankan ketulusan dan keihlasan untuk melayani.
Terlahir menjadi anak berkebutuhan khusus bukanlah kehendak mereka, hal ini menunjukkan bahwa Tuhan berkuasa mencipta dan memberikan predikat apapun kepada mahluknya. Semua ada hikmahnya. Guru menjadi orang tua di sekolah diharapkan dapat melayani mereka dengan kesungguhan hati.
Sebelumnya saya pernah mengulas tentang anak yang diduga mempunyai hambatan autis dan juga anak dengan hambatan tuna grahita. Kali ini saya akan membahas tentang anak yang diduga mengalami hambatan down syndrome.
Berdasarkan penuturan nara sumber yang pernah saya ikuti ketika bimtek penguasaan secara daring, Bu Ana peserta diklat memanggilnya, beliau mempunyai putra yang mengalami hambatan down syndrome.
Menurut pengalamannya, setelah melihat hasil dari psikolog bahwa putranya mengalami hambatan dwon syndrome, beliau dengan rela meninggalkan pekerjaannya demi mendampingi putranya, berkat kegigihan beliau dalam membimbing dan mendampingi, saat ini putranya telah berhasil untuk menghafal ayat-ayat Al-quran.
Hal ini membuktikan bahwa hambatan yang terjadi pada siswa berkebutuhan khusus sangat mungkin kita arahkan dan kita didik untuk menjadi pribadi yang berprestasi.
Menghadapai anak dengan berkebutuhan khusus mempunyai banyak tantangan, tidak jarang orang tua maupun guru mengalami prustasi dan menyerah dengan keadaan.
Namun, berkat kesabaran dan kegigihan orang-orang terdekatnya anak berkebutuhan khusus terbuka lebar untuk menggapai impian dan cita-citanya, bahkan mereka dapat berprestasi layaknya anak-anak pada umumnya.
Berikut sebagian ciri-ciri fisik anak dengan hambatan dwon syndrome :
- Wajah dan hidung datar
- Leher pendek dengan kulit berlebih di bagian belakang kepala
- Kondisi tonus otot tidak berfungsi dengan baik
- Tangan lebar dan jari-jari pendek
Adapun gangguan kognitif dan perilakunya sebagai berikut
- Waktu dalam memerhatikan sesuatu cenderung singkat
- Perilaku cenderung impulsive
- Terlambat dalam belajar sesuatu
- Perkembangan bicara lamban
Pengertian down syndrome
Down syndrome merupakan salah satu dari macam-macam syndrome yang terjadi pada anak dikarenakan adanya kelainan genetic pada kromosom 21 di dalam q22 gen SLC5A3.
Anak-anak berkebutuhan khusus ini memiliki kondisi yang dapat langsung dilihat perbedaannya dibandingkan anak normal lainnya. Seperti wajah yang terlihat bundar (moon face) dengan mata sipit tertarik ke atas.
Ada beberapa factor yang mempengarui adanya down syndrome antara lain karena usia ibu yang sudah lanjut atau karena keturunana, juga pengaruh obat-obatan atau alkohol.
Berikut cara mendampingi anak yang diduga mempunyai hambatan down syndrome
Pertama, memberikan kasih sayang yang cukup pada anak.
Syarat utama mendampingi anak berkebutuhan khusus adalah memberikan kasih sayang yang cukup. Mereka akan merasa nyaman jika orang-orang terdekatnya memperlakukan dengan cinta.
Kondisi mental yang terbelakang dan fisik yang lemah, membutuhkan orang lain yang bisa mendampinginya. Curahan kasih sayang dan cinta yang tulus merupakan magnet hati yang akan bertaut satu dengan yang lain.Â
Dengan demikian anak dengan hambatan down syndrome akan lebih mudah untuk diarahkan dan merasa nyaman selama dalam pembelajaran.
Kedua, berkomunikasi dengan kalimat yang pendek.
Anak dengan hambtan dwon syndrome memiliki pengetahuan dan kosa kata yang terbatas, maka sebaiknya ajak dia berkomunikasi dengan kalimat yang pendek, keterbatasan dalam berkomunikasi membuatnya akan kesulitan dalam memahami bahasa verbal.
Untuk itu sebaiknya berbicara dengan kalimat yang pendek beserta isyarat yang sesuai sehingga akan mudah dipahami. Sebagai orang tua maupun guru pembimbing khusus, merekalah orang yang paling dekat dengan anak, hendaklah menggunakan bahasa yang dapat diterima.
Bahasa yang mudah dan sederhana adalah alat komunikasi yang paling efektif untuk mengantarkan mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Ketiga, konsisten dalam memperlakukan anak.
Menangani dan mendampingi anak berkebutuhan khusus akan banyak menghadapi tantangan, kesabaran adalah solusi terbaik yang harus diterapkan.Â
Orang tua dan guru akan banyak menghadapi masalah perilaku siswa, maka hendaklah memperlakukan anak dengan konsisten dan realistis.
Pahami apa yang menjadi keinginannaya, jika itu baik untuknya maka bimbinglah namun jika madharat untuknya, maka carilah solusi terbaik agar anak tidak kecewa dengan harapannya.
Mengulang-ulang nasehat kebaikan agar menjadi pemahaman yang bisa dicerna dengan mudah, memberikan contoh perilaku yang baik, dan menganjurkan untuk berbuat kebaikan sebatas yang dia mampu adalah cara baik untuk menanamkan ahlak, sehingga dapat menjadi pedoman di masa depannya.
Keempat, Mencari tahu tentang informasi terkait situasi yang dihadapi.
Orang tua dan guru harus banyak mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mengetahui terkait anak dengan hambatan dwon syndrome sehingga menjadi mudah untuk mendampinginya, membaca referensi, browsing internet, atau ikut bergabung dalam komunitas yang mempunyai hambatan yang sama, sehingga akan terjadi take and give.
Saling memberi dan menerima informasi terhadap perkembangan anak menjadi pengalaman yang berharga, dari situ orang tua maupun guru akan lebih mudah untuk membersamainya selama dalam pembelajaran.
Kelima, kenali bakat yang dimiliki anak.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang tetap mempunyai potensi maupun bakat yang terpendam, hendaklah orang tua maupun guru menggali dan menfokuskan diri untuk mengenalinya, sehingga tidak menutup kemungkinan mereka dapat berprestasi layaknya anak-anak pada umumnya.
Seperti putra dari Bu Ana yang saya disampaikan di atas, beliau terlebih dulu menggali dan mengenali potensi juga bakat putranya, sehingga dengan kesabaran dan kegigihannya dalam membimbing ahirnya dapat mengantarkan menjadi siswa yang berprestasi dan membanggakan orang tuanya.
Keenam, tidak memaksa hasil kompetensi anak, namun menyadari kelemahannya
Sebagai guru pembimbing khusus, tidak seyogyanya kita berburu hasil (yang dicapai anak), sebaiknya memberikan kelonggaran, mengikuti serta mengayomi apa yang menjadi kemampuan anak.
Jangan pernah memberikan target penguasaan materi dalam satu indicator tertentu, cukup menyadari akan kelemahannya. Pilih indicator pembelajaran yang sesuai dengan kemampuannya.
Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga mereka tidak merasa terbebani bahkan merasa suasana belajar menjadi hal yang dirindukan, bukan karena keterpaksaan.
Keenam, kenalkan pada penciptanya.
Mengenal Tuhan harus ditanamkan sejak dini. Tuhan berkuasa atas mahluknya, kesempurnaan dan kekurangan menjadi kuasanya. Selalu ada hikmah di balik kekurangan pun juga selalu ada kelemahan dibalik kelebihan yang Ia ciptakan, semua telah terukur.
Sebagai hamba yang beriman kita wajib mendekatkan diri kepada Tuhan dengan menyembah dan mentaati semua perintahnya, begitu juga menghindari apa yang menjadi larangannya.Â
Hal ini perlu ditanamkan pada semua peserta didik agar mereka mengetahui sedini mungkin bahwa alam raya yang kita kenal ini mempunyai pencipta yaitu Allah Tuhan Yang Maha Esa.
Berusaha menerima kenyataan dan bersyukur diberinya kesempatan untuk beribadah dan menjalankan kodratnya sebagai mahluk yang ada di bumi ini.
Bapak dan ibu, mari bimbing putra-putri kita agar potensi yang dimiliki dapat dikembangkan menjadi sarana menuju puncak prestasi.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.
Sumber: dosenpsikologi.com dan hellosehat.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H