Kedua, berkomunikasi dengan kalimat yang pendek.
Anak dengan hambtan dwon syndrome memiliki pengetahuan dan kosa kata yang terbatas, maka sebaiknya ajak dia berkomunikasi dengan kalimat yang pendek, keterbatasan dalam berkomunikasi membuatnya akan kesulitan dalam memahami bahasa verbal.
Untuk itu sebaiknya berbicara dengan kalimat yang pendek beserta isyarat yang sesuai sehingga akan mudah dipahami. Sebagai orang tua maupun guru pembimbing khusus, merekalah orang yang paling dekat dengan anak, hendaklah menggunakan bahasa yang dapat diterima.
Bahasa yang mudah dan sederhana adalah alat komunikasi yang paling efektif untuk mengantarkan mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Ketiga, konsisten dalam memperlakukan anak.
Menangani dan mendampingi anak berkebutuhan khusus akan banyak menghadapi tantangan, kesabaran adalah solusi terbaik yang harus diterapkan.Â
Orang tua dan guru akan banyak menghadapi masalah perilaku siswa, maka hendaklah memperlakukan anak dengan konsisten dan realistis.
Pahami apa yang menjadi keinginannaya, jika itu baik untuknya maka bimbinglah namun jika madharat untuknya, maka carilah solusi terbaik agar anak tidak kecewa dengan harapannya.
Mengulang-ulang nasehat kebaikan agar menjadi pemahaman yang bisa dicerna dengan mudah, memberikan contoh perilaku yang baik, dan menganjurkan untuk berbuat kebaikan sebatas yang dia mampu adalah cara baik untuk menanamkan ahlak, sehingga dapat menjadi pedoman di masa depannya.
Keempat, Mencari tahu tentang informasi terkait situasi yang dihadapi.
Orang tua dan guru harus banyak mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mengetahui terkait anak dengan hambatan dwon syndrome sehingga menjadi mudah untuk mendampinginya, membaca referensi, browsing internet, atau ikut bergabung dalam komunitas yang mempunyai hambatan yang sama, sehingga akan terjadi take and give.