Jika diluar sana ada anak berkebutuhan khusus dengan orangtua yang berkecukupan, maka orangtua tersebut mampu membayar dan menyewa perawat sekaligus pembimbing, namun jika orangtua tidak mampu membayar mahal cukup kitalah sebagai perawat sekaligus orangtua ketika berada di lingkungan sekolah.
Dengan niat ikhlas kita darmakan tenaga dan kepayahan kita sebagai celengan dan bekal di akhirat kelak. Jika menjumpai anak yang bahkan untuk minum saja tidak tahu harus diarahkan ke mana botol yang berisi minuman maka guru pembimbing khusus yang menjadi pelayan untuk mereka.
Dengan berbekal ikhlas, insyaallah pahala akhirat akan kita dapatkan kelak di hari pembalasan.
Ketiga, membekali diri dengan ilmu pengetahuan tentang Anak Berkebutuhan Khusus
Menjadi teman sekaligus orangtua bagi ABK(Anak Berkeburuhan Khusus) harus mengetahui dunianya, bagaimana tabiat dan sifat yang menjadi kebiasaan mereka, sehingga layanan yang kita berikan akan tepat sasaran.
Untuk itu pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaaan, Riset, dan Tehnologi menyelenggarakan bimtek bagi guru-guru pembimbing khusus agar nantinya dapat melayani dan menerapkan ilmu yang telah diterima selama bimtek sehingga mereka mampu melakukan identifikasi, asesmen, dan melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Keempat, saling membuka diri dan sharing dengan GPK lain.
Belajar dari orang lain yang dianggap lebih professional sangat penting, karena dalam sekolah inklusi akan banyak ditemui anak disabilitas dengan kategori tertentu.Â
Membuka diri menjadi penting untuk selalu mengupdate ilmu agar dalam menangani dan membimbing ABK sesuai kebutuhannya, jangan sampai kehadiran kita menjadi traumat bagi mereka.
Bapak dan Ibu, mari dampingi mereka dalam menapaki dunianya, mereka membutuhkan sentuhan tangan-tangan yang simpati dan empati, mereka membutuhkan pendampingan yang lebih. Tuhan menciptakan mereka agar kita menyambutnya dengan kasih sayang dan ketulusan.
Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.