Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction), Cara Menanamkan Sikap Gotong Royong pada Siswa

2 November 2021   03:52 Diperbarui: 2 November 2021   17:04 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak bergotong royong menarik ranting pohon.| Dokumentasi pribadi

Pembentukan karakter pada peserta didik wajib dilakukan oleh seorang guru. Nilai karakter harus tertuang pada rancangan persiapan pembelajaran yang dibuat pengajar pada setiap materi pelajaran yang disampaikan.

Nilai karakter ini harus include dan menjadi satu paket pembelajaran. Hal ini sesuai dengan anjuran pemerintah dalam hal ini kemendikbud yang telah lama mencanangkan pendidikan karakter terhadap peserta didik.

Tidak dipungkiri lagi, di zaman yang serba modern ini, kepribadian tepo sliro (sopan santun atau anggah-ungguh terhadap sesama) sudah mulai mengikis pada sebagian orang.

Mengantisipasi hal tersebut guru dan juga orangtua harus menanamkan karakter yang baik, sikap sopan santun dan akhlak mulia menjadi prioritas yang harus ditanamkan kepada peserta didik agar menjadi pribadi yang berjiwa sosial.

Maraknya transaksi online mengakibatkan ketergantungan terhadap IT sangat tinggi, hal ini dapat menggeser peradaban sosial yang sudah lama dibangun oleh masyarakat tempo dulu. Tidak adanya ketergantungan pada manusia yang lain, karena merasa mampu dengan dirinya sendiri. 

Tumbuhnya masyarakat yang individulis tampak pada setiap pribadi yang sudah jarang bersosialisasi dengan yang lain, tetangga, saudara, bahkan antar anggota keluarga yang serumah pun jarang berkomunikasi tersebab oleh bergesernya peradaban yang canggih, apalagi kalau bukan ponsel.

Menanamkan sikap gotong royong harus dimulai dari lingkungan kita sendiri. seperti yang terjadi hari ini. Beberapa tanaman di halaman sekolah sangat lebat, pohon mangga dan jenis mahoni ada di halaman sekolah. Karena pohonnya lebat, ranting dan daunnya menutupi pemandangan di depan kelas.

Kepala sekolah memerintahkan penjaga untuk memotong ranting-ranting itu agar tidak mengganggu, apalagi musim hujan sudah tiba. Karena banyaknya pohon maka tidak mungkin penjaga seorang diri menyelesaikan tugas tersebut.

Melihat kondisi ini, saya yang berada di dalam kelas segera menyelesaikan pembelajaran tema gotong-royong pada muatan pelajaran PKn dengan materi pengamalan sila Pancasila.

Setelah waktu istirahat tiba, saya akhiri pembelajaran dan mengajak anak-anak keluar kelas menuju halaman untuk membantu penjaga sekolah menebang ranting pohon yang ada di halaman sekolah. 

"Anak-anak, tema hari ini adalah gotong royong, kebetulan penjaga sekolah menebang pohon di halaman sekolah, kita harus membantunya, agar meringankan pekerjaannya."

"Ya Bu," jawab anak-aanak serempak.

Anak-anak berlarian keluar kelas. Mereka membantu mengambil ranting-ranting pohon yang berserakan di halaman sekolah. Ditariknya beramai-ramai dibawa ke belakang kelas untuk kumpulkan dijadikan satu di tempat sampah.

Pembelajaran yang saya lakukan menggunakan model pengajaran langsung.

Pengertian model pengajaran langsung (direct Instruction)

Model pengajaran langsung (direct Instruction) merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (sumber GSD, galeri Sekolah Dasar).

Model pengajaran langsung berupa pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung.

Adapun langkah-langkah yang saya lakukan sebagai berikut:

Kegiatan gotong royong di halaman sekolah.| Dokumentasi pribadi
Kegiatan gotong royong di halaman sekolah.| Dokumentasi pribadi

Pertama, menyampaikan pentingnya memiliki karakter. 

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, manusia membutuhkan orang lain agar hidup saling bersosialisasi. Saling membantu dan bekerja sama adalah karakter yang harus dimiliki oleh setiap orang.

Demikian juga peserta didik harus mempunyai karakter yang baik, jiwa penolong harus melekat pada dirinya. Jangan sampai menjadi pribadi yang individual, acuh terhadap sesama, menang sendiri, dan tidak peduli dengan orang lain.

Kedua, menanamkan sikap gotong royong sejak kecil.

Sikap baik harus ditanamkan sejak dini. Dari ilustrasi di atas menggambarkan betapa anak-anak dengan mudah kita ajak untuk berbuat baik, tentunya kita sebagai guru memberikan contoh langsung. Saya dan juga rekan guru yang lain ikut bekerja sama membantu penjaga di halaman sekolah.

Menanamkan karakter secara langsung seperti ini akan mudah dipahami siswa, betapa sikap yang baik akan banyak memberi manfaat terhadap orang lain.

Ketika saya mengajak mereka keluar untuk membantu penjaga sekolah dengan senang hati mereka beramai-ramai menarik ranting-ranting pohon.

Ketiga, gotong royong dapat meringankan pekerjaan.

Sejak nenek moyang kita dulu, sudah menjadi tradisi di masyarakat pedesaan jika mengadakan kegiatan selalu dengan gotong royong. Misalnya ada tetangga yang membangun rumah, maka ketika gentingnya akan dipasang cukup dengan tetangga kanan kiri yang membantunya, ehingga dalam waktu sehari rumah sudah selesai.

Jika harus diselesaikan oleh satu orang saja pasti terasa berat, namun jika dengan bergotong royong pekerjaan akan terasa ringan.

Demikian juga yang terjadi di sini, jika penjaga sekolah tidak dibantu para siswa mungkin akan kewalahan, karena pohon yang ada di halaman sekolah jumlahnya banyak, jika dikerjakan sendiri bisa dua hari menyelesaikannya.

Keempat, dengan gotong royong pekerjaan cepat selesai.

Apapun jenis pekerjaannya jika dikerjakan secara gotong royong maka akan cepat selesai. Di sekitar kita masih ada hal-hal yang dikerjakan secara bergotong royong.

Ketika menghadapi hari kemerdekaan, ketua RT mengajak masyarakat untuk bergotong royong membersihkan lingkungan, mengecat pagar, membuat pernak-pernik hiasan di sepanjang jalan, semua dilakukan secara bergotong royang agar pekerjaan cepat selesai.

Mari, Bapak-Ibu kita tanamkan sikap gotong royong terhadap anak-anak kita dengan melatih mereka mempunyai rasa welas asih, ringan tangan, dan suka menolong supaya tidak menjadi pribadi yang individualis.

Salam sehat, semoga bermanfaat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun