Beberapa artikel sebelumnya saya pernah tuliskan bahwa kewajiban guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan terhadap peserta didik, namun diharapkan dapat merubah sikap dan karakter siswa dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan tujuan belajar, yaitu adanya proses perubahan perilaku siswa menjadi lebih baik.
Setiap pesera didik adalah unik, artinya mereka mempunyai karakter yang berbeda. Mereka tumbuh pada lingkungan dan latar belakang keluarga yang berbeda pula, itulah sebabnya guru harus mempunyai formula untuk menghadapi segudang karakter yang dimiliki siswa.
Seperti biasa, sebelum bel sekolah berdentang, anak-anak bermain sepak bola di halaman sekolah, menurutku ini kebiasaan baik, karena jam masih pagi, dari pada bergerombol dengan para penjual jajanan lebih baik bermain sekaligus berolahraga.
Tiba-tiba netraku tertuju pada salah satu siswa yang duduk sendirian di depan kelas. Dia Fata siswa kelas lima yang selalu aktif bermain sepak bola.
Bahkan menurut cerita rekan guru, ketika Fata duduk di kelas tiga, ia pernah menjuarai sepak bola di tingkat kecamatan, Fata menjadi pemain inti di klub sepak bola sekolah.
Hari itu dia menyendiri sambil melihat teman-temannya bermain, tidak seperti biasa Fata semurung ini, saya mencoba bertanya, "Loh, Fata tumben kamu tidak ikut bermain?"
"Tidak bu," jawabnya pendek
"Mengapa?"
"Tidak apa-apa, bu"
Fata menyembunyikan keadaannya, tidak seperti biasa dia bersikap seperti ini, dia anak yang aktif, dewasa, menjadi jagoan diantara teman-temannya.