"Jaja, hari ini kamu terlambat lagi, padahal rumahmu dekat dengan sekolahan"
Dengan hati-hati dia menjawab, "Saya memandikan adik, Bu"
"Loh, memangnya tiap hari siapa yang memandikan?"
"Nenek, Bu, tapi hari ini. Nenek belum selesai masak jadi saya yang memandikan," terangnya.
Ahirnya saya mencoba mendengar apa yang ia sampaikan. Jaja adalah anak dari orang tua yang broken home.Â
Setahun yang lalu ibunya meninggalkan dia tanpa pamit untuk bekerja, sedangkan bapaknya bekerja di luar kota.
Dia tinggal bersama nenek dan kedua adiknya yang masih kecil. Hari itu, adiknya sakit panas, sehingga dia harus mensibini dengan air hangat.
Saya seorang ibu, sekaligus guru dari Jaja, mendengar cerita Jaja, seketika lidah menjadi kelu, tidak bisa berkata-kata.Â
Saya berusaha menahan bulir air mata yang siap menetes dari sumbernya. Namun berusaha kutahan di hadapan bocah laki-laki itu.Â
Masalah lain yang dihadapi Jaja adalah data seluler. Hal tersebut saya mengetahuinya ketika saat ada pekerjaan rumah lewat daring, dia tidak mengerjakan, ketika saya tanya, "Enggak ada paketan, Bu."
Permasalahan Jaja sangat komplek, padahal dia anak paling cerdas diantara teman-temannya.