Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Metode Pembelajaran Problem Solving, Solusi bagi Siswa yang Tidak Ada Sangu

9 September 2021   11:12 Diperbarui: 11 September 2021   22:55 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tujuan belajar adalah terjadinya perubahan pada diri seseorang menjadi lebih baik. Demikian pula pada kegiatan belajar mengajar. Orientasinya juga sama, yaitu bagaimana guru bisa mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa.

Selain pengetahuan guna kecerdasan, seorang guru juga berusaha terhadap perubahan sikap (afektif) peserta didik. Pada awalnya tidak tahu menjadi mengerti, dari yang kurang baik menjadi dewasa dan dari sikap tercela menjadi kebiasaan berakhlakul karimah.

Hal tersebut di atas harus dibarengi dengan kesiapan peserta didik. Di dalam kelas kita akan belajar dua arah, saat ini guru bukan lagi sebagai leader di dalam kelas. Namun lebih sebagai motivator dan pendamping siswa dalam belajar.

Dua peran tersebut seyogyanya menjadi alasan guru untuk mencari metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan siswa. Metode tersebut salah satunya adalah memberi motivasi pada siswa agar tumbuh keinginan belajar tanpa keterpaksaan.

Misalnya pada kisah dua siswa di bawah ini :

Ada dua siswa, yang menjadi perhatian saya, sebut saja Kaka dan Baba, keduanya masih ada hubungan saudara, ibu kaka adalah nenek dari Baba. Jika Kaka tidak masuk sekolah, sudah bisa dipastikan Baba juga tidak masuk, dan itu beberapa kali terjadi. Hari itu saya bertanya kepada teman-temannya.

"Di mana Kaka, kok tidak masuk?"

"Tidak tahu, Bu," jawab mereka serentak.

"Jika Kaka tidak masuk, pasti Baba juga tidak masuk," sahut saya kemudian

"Ya Bu, mereka semayan." jawab salah satu dari mereka.

Esok harinya Kaka masuk kelas bersama dengan Baba, pagi itu saya menanyakan mengapa kemarin mereka tidak sekolah, keduanya menjawab, "Saya tidak punya sangu, Bu",

Jawaban itu, membuatku kaget sekaligus trenyuh, saya tidak tahu harus menjawab apa, namun kali ini harus mendekatinya dan mendengar keluhan mereka.

Apa artinya sangu?

Dokpri
Dokpri

Makna sangu dalam KBBI berarti bekal, biasanya berupa uang, sangon. Sebetulnya sangu bukanlah hal yang menjadi keharusan dalam sekolah, bahkan tanpa sangupun peserta didik tetap bisa belajar, namun dengan berjalannya waktu, keberadaan sangu menjadi salah satu yang harus dimiliki oleh siswa.

Saya sendiri mempunyai anak usia SD, sangu tetap harus disiapkan, karena jika tidak, kasihan dia. Saat teman-temannya jajan, dia akan merasa minder dan rendah diri jika hanya berdiam diri di dalam kelas. Dengan berjalannya waktu, sangu menjadi sesuatu yang harus dimiliki oleh siswa walaupun mungkin hukumnya mubah. 

Kaka bercerita kalau ibunya berangkat ke sawah pagi-pagi sekali, saat dia masih tidur. Di meja sudah disiapkan uang lima ribuan, maka ketika bangun dia bersiap-siap berangkat sekolah tanpa sarapan. Namun ketika tidak ada uang di meja, Kaka pun tidak masuk sekolah.

Lain lagi dengan cerita Baba, Jika Kaka tidak masuk maka dia ikut-ikutan tidak masuk, alasannya, dia tidak berani berangkat sendiri, itu pengakuannya. Namun sebenarnya alasan yang sama menjadi penyebab tidak masuk sekolah. Di samping masih hubungan saudara rumah keduanya bersebelahan.

Dari ilustrasi di atas sebagai wali kelas, saya berusaha mencari pemecahan masalah yang mereka hadapi, jangan sampai gegara sangu menjadi alasan untuk tidak masuk sekolah. Salah satu yang menjadi incaran saya adalah metode pembelajaran problem solving.

Pengertian pembelajaran problem solving

Model pembelajaran problem solving merupakan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan melatih siswa menghadapi berbagai masalah. Baik masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. (Hamdani, 2011:84)

Setelah merumuskan masalah dan menelaah apa yang dihadapai siswa, saya menyusun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

merdeka.com
merdeka.com

Pertama, saya bercerita sekaligus menjadi model dalam kelas.

"Anak-anak, dahulu Bu guru, sekolah berjalan kaki kurang lebih 6 Km dari rumah, dan itupun tidak diberi jatah sangu seperti kalian saat ini, kalian sekolah diantar naik motor". Ujarku meyakinkan anak-anak, "jadi kalian adalah anak-anak yang beruntung, sekolah diantar, diberi sangu, pakai seragam yang bagus, itu wajib kalian syukuri," terangku selanjutnya.

Kedua, jangan biasakan menghabiskan uang jajan.

Jika diberi sangu oleh orang tua, sisakan walau hanya seribu rupiah. Menyisakan uang jajan sama dengan berlatih menabung, jika dikumpulkan setiap hari, akan menjadi banyak, sedikit-sedikit lama-lama akan menjadi bukit. Jika sewaktu-waktu tidak ada sangu, maka kalian bisa menggunakannya dari sisa uang yang kalian kumpulkan setiap hari.

Ketiga, sarapan sebelum berangkat sekolah.

Menyarankan kepada siswa supaya sarapan dahulu sebelum berangkat sekolah. jadi berangkat sekolah perut tidak dalam keadaan kosong, saat belajar kita membutuhkan energi, energi bisa didapat dari makanan. Supaya dapat berpikir dengan lancar, memahami pelajaran dengan mudah, maka sebaiknya sarapan sebelum berangkat sekolah. Dengan membiasakan makan sehari tiga kali, akan menjaga kesehatan tubuh dari serangan penyakit.

Dengan sarapan, peserta didik tidak tergantung pada jajanan, minimal terhindar dari rasa lapar pada jam sekolah, utamanya pada pagi hari.

"Anak-anak, mulai sekarang ada sangu dan tidak ada sangu kalian tidak ada alasan lagi untuk tidak masuk sekolah, mengapa?" karena fungsi sangu bagi kalian sebagai uang jajan di sekolah, dan tidak mempengaruhi dalam pembelajaran kalian", terangku pada peserta didik.

Keempat, memberikan tugas bagian dari pemecahan masalah.

Guru memberikan sebuah pertanyaan untuk peserta didik sebagai bagian dari pemecahan masalah. "Usia kalian adalah usia emas untuk belajar, karena belajar adalah tanggung jawab sebagai murid. Sekarang coba kalian tulis, bagaimana sikapmu, jika kalian bersekolah namun tidak diberi uang jajan oleh orang tuamu".

Dari jawaban itu, melatih siswa untuk memecahkan masalah yang dia hadapi, juga merupakan solusi masalah bagi masing-masing siswa. bisa dipastikan peserta didik akan menjawab tetap pergi ke sekolah. Hal ini, sebagai pernyataan tertulis bahwa mereka tetap akan masuk sekolah walaupun tidak dengan sangu.

Model pembelajaran Problem solving adalah sarana yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa. Jangan lelah untuk mendampingi putra-putri kita dalam pembelajaran. mereka membutuhkan kita, sebagai figur yang bisa menjadi panutan dan motivator. Kalau bukan kita siapa lagi pembimbing mereka di sekolah ?

Salam sehat selalu, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun