Mohon tunggu...
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri)
Khuriyatul Ainiyah (Bude Ruri) Mohon Tunggu... Guru - Guru SD, Penulis buku

Hidup bermanfaat lebih beruntung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembelajaran Partisipasif, Solusi bagi Siswa yang Belum Bisa Membaca

30 Agustus 2021   20:49 Diperbarui: 31 Agustus 2021   15:33 2593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru membagikan buku pelajaran kepada pelajar pada hari pertama sekolah tatap muka di SD Negeri 42, Banda Aceh, Aceh, Senin (4/1/2021).| Sumber: ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA

Sebagai pendidik, kita perlu berusaha sekaligus berupaya memberikan yang terbaik untuk para siswa demi tercapainya ketuntasan belajar minimal. Selain itu, dalam menghadapi globalisasi dunia yang telah menganak pinak di belahan bumi ini, tampaknya guru juga perlu menjadikan kegiatan penanaman sikap dan karakter siswa sebagai prioritas.

Sejak menerima SK mutasi, menjadikan saya harus beradaptasi pada lingkungan yang baru, baik sesama pendidik maupun peserta didik. Saya sempat kaget mendengar laporan kepala sekolah bahwa calon murid saya ada yang belum bisa membaca, kebetulan saya ditunjuk sebagai wali kelasnya. Dengan berbesar hati saya menyetujui tugas tersebut. Bagi saya tidak masalah, ini sebuah tantangan sekaligus tanggung jawab yang harus diterima.

Memang sempat kaget sih, “Kok bisa anak kelas 5 SD belum bisa membaca,” gumam saya dalam hati. Namun itulah yang terjadi, dan bukan hal baru yang harus dirisaukan, karena setiap lembaga pasti ada anak yang lambat belajar. 

Di sinilah tanggung jawab sebagai pendidik, bagaimana peserta didik mempunyai kemampuan rata-rata dengan temannya. Namun, demikian tidak bisa dipungkiri bahwa setiap siswa mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Hal itulah yang harus dipahami oleh warga sekolah.

ilustrasi gambar dari brainly.co.id
ilustrasi gambar dari brainly.co.id

Sejak diterapkannya PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas) maka segera saya merancang metode pembelajaran yang nanti akan diterapkan di kelas yang note bene ada dua murid yang belum bisa membaca. Siswa yang satu, sebut saja si X sudah bisa mengeja tertatih-tatih. Siswa satunya, si S, baru mengenal huruf, tetapi, belum bisa mengeja dengan konsonan.

Bismillah, saya niatkan mengajar sekaligus mendidik mereka dengan sepenuh hati. Akhirnya saya menggunakan metode pembelajaran partisipatif yaitu metode pembelajaran yang mengikut sertakan peserta didik untuk mengambil bagian dalam proses pembelajaran baik, mendengarkan, berbagi pengalaman, maupun sharing dengan pengalaman yang telah dilaluinya.

Beberapa langkah yang saya terapkan dalam pembelajaran partisipatif antara lain:

ilustrasi gambar, penulis sedang mendampingi siswa dalam membaca/Dokumentasi pribadi
ilustrasi gambar, penulis sedang mendampingi siswa dalam membaca/Dokumentasi pribadi

Pertama, berbagi pengalaman

Saya berbagi pengalaman dengan peserta didik, misalnya, mendengar cerita mereka tentang lingkungan keluarganya. Bagaimana dia belajar di masa pandemi, adakah pendampingan dari orang tua atau masa bodoh.

Dengan bersemangat mereka menceritakan aktivitas belajarnya. Ada yang ditemani ibunya, ada yang justru diajak bekerja ikut parkir di pasar. Ada yang masa bodoh, setelah subuh sudah ditinggal bekerja ibunya ke sawah, hingga tidak ada yang membangunkan tidurnya.

Semua celoteh anak bangsa ini adalah potret kondisi nyata sebagian peserta didik kita. Masih banyak lagi cerita-cerita lucu dan pilu yang mereka alami di luar sana. Jika hal itu yang terjadi di lapangan, pantaskah kita menyalahkan mereka yang belum bisa membaca? Jawaban yang bijak adalah solusi untuk mereka.

Kedua, belajar dua arah

Belajar dua arah maksudnya proses belajar mengajar dengan melibatkan mereka. Sejak dimulainya tatap muka terbatas, saya ingin mereka mendapat pengalaman baru dalam pembelajaran, salah satunya dapat membaca. Sebagai pendidik kita sampaikan manfaat dari membaca.

Dengan membaca dapat memahami materi, membaca juga menjadi pintar, menambah pengalaman dan wawasan. Pembelajaran partisipatif melibatkan semua peserta didik dalam proses pembelajaran. 

Untuk itu secara bergantian siswa membaca dengan suara nyaring. Dari kegiatan itu, kita mengetahui siswa yang sudah bisa membaca dan yang belum bisa membaca.

Ketiga, belajar berkelompok

Belajar kelompok, saya mengondisikan siswa menjadi tiga kelompok, yang sudah lancar membaca, yang masih terbata-bata dalam membaca dan yang mengeja huruf perkata. Dari ketiga kelompok maka saya fokuskan pada kelompok ketiga yaitu yang masih mengeja huruf perkata.

Keempat, menerapkan kebiasaan

Saya menerapkan para siswa untuk membaca sebelum pembelajaran dimulai. Semua siswa membaca buku dan yang masih mengeja perhuruf maju di meja guru untuk kita drill. Saya berusaha untuk mendampingi mereka dengan telaten dan tidak pernah mengucapkan kata yang menjadikan mereka rendah diri.

Kelima, memberi motivasi

Saya berusaha memberikan motivasi dan mendorong mereka agar tidak minder, tetap semangat untuk belajar agar bisa membaca. Saya sering katakan kepada mereka, “Dulu, Bu guru juga tidak lancar membaca, tapi karena sering berlatih dan berusaha membaca setiap hari, akhirnya Bu guru bisa membaca, bahkan sekarang menjadi seorang guru.”

Keenam, membina karakter

Selain mengajar, seorang pendidik juga harus membina dan menanamkan karakter pada peserta didik. 

Guru juga berkewajiban mendidik, menanamkan sosial relegius terhadap peserta didik dengan mencontohkan karakter panutan yang menjadi teladan dalam bersikap. Dengan memberi contoh siswa akan membiasakan hal-hal baik yang akan membentuk sikap relegius mereka.

Sejak adanya pandemi, kita tidak pernah lagi bertemu dengan peserta didik, pembelajaran via daring tidak bisa memberi arahan dan penguatan layaknya pembelajaran tatap muka yang banyak memberikan pengaruh besar terhadap karakter siswa. 

Untuk itu metode pembelajaran partisipatif bagi saya lebih tepat digunakan untuk mengawali pembelajaran tatap muka saat ini.

Salam sehat selalu, jangan patah semangat untuk memberikan kontribusi terhadap tanah air dan bangsa dengan mendampingi para siswa untuk belajar dan terus belajar. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun