Mohon tunggu...
Ruri Handayani
Ruri Handayani Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa S2 - Universitas Mercu Buana NIM ; 55521120043

UNIVERSITAS MERCU BUANA, PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI, MATA KULIAH PAJAK INTERNASIONAL & PEMERIKSAAN PAJAK (Dosen: Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

K8_Perpajakan Internasional_Lotus Principle di Dalam Tax Treaty (P3B)

10 Mei 2023   00:48 Diperbarui: 10 Mei 2023   01:24 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

bahwasannya setiap negara berdaulat wewenang untuk melakukan apapun as long as hal tersebut tidak bertentangan dengan prohibited secara eksplisit, artinya jika dikaitkan didalam perpajakan, tax treaty ini memiliki prinsip bahwa setiap negara memiliki kewenangannya masing-masing dalam menentukan pemajakan sepanjang tidak bertentangan dengan larangan yang sudah diatur.

Tax treaty pun sudah melalui proses perjanjian atau kesepakatan antar dua negara yurisdiksi, dan hinggat saat ini di Indonesia sudah memiliki 67 tax treaty dan juga negara-negara yurisdiksi lainnya yang terdapat pada laman resmi DJP.

Menurut Brian J. Arnold, tax treaty memiliki beberapa basis aspek, diantaranya :

  1. Tax treaty adalah perjanjian antara negara yang berdaulat (sovereign nations),
  2. Kewajiban yang muncul dari tax treaty hanya muncul untuk dua negara yang ada dalam perjanjian. Tidak untuk pihak ketiga seperti WP,
  3. Tax treaty mengikat untuk dua negara perjanjian dan harus dilaksanakan secara good faith,
  4. Biasanya bersifat bilateral (antara dua negara), tapi ada juga yang lebih dari dua negara (perjanjian multilateral),
  5. Tax treaty bersifat resiprokal (timbal balik),
  6. Tax treaty merepresentasikan aspek penting perpajakan internasional dari banyak negara,
  7. Mayoritas negara disusun berdasarkan bagian besar dari UN model dan OECD model.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun