Event tersebut biasanya diadakan setiap tahun di ICE BSD City Tangerang. dengan diadakan event-event tersebut, kita dapat melihat semakin banyaknya peminat budaya populer Jepang di Indonesia.
Menurut Gilles Poltras, anime memiliki dua arti, pertama adalah kata yang digunakan orang Jepang untuk merujuk pada kartun apa pun, terlepas dari mana anime itu berasal, orang Jepang akan menyebut semua kartun di dunia ini dengan sebutan "anime". Sedangkan yang kedua, penggunaan kata "anime" di luar Negara Jepang itu mengacu pada film animasi buatan Jepang.Â
Oleh karena itu, terdapat dua pandangan mengenai pengertian anime, yaitu pendapat orang Jepang dan pandangan dari luar Jepang. Jepang mengatakan semua jenis animasi.Â
Film di seluruh dunia disebut anime dan sebaliknya, sedangkan orang di luar Negara Jepang mengatakan bahwa anime hanyalah film animasi yang diproduksi di Jepang, seperti contoh orang Indonesia menganggap film one piece adalah salah satu anime, namun menyebut film spongebob sebagai film kartun.
Budaya Populer Jeapang (Anime)
Definisi dari budaya populer mempunyai pengertian budaya massa, yang mana budaya tersebut diproduksi secara massa untuk dikonsumsi massa, begitu juga dengan anime yang juga dapat dikatakan sebagai budaya massa yang sedang populer karena dikonsumsi secara massa.Â
Praktik budaya populer dipandang sebagai fantasi publik. Definisi tersebut menjelaskan bahwa budaya populer memang merupakan budaya massa, sehingga dapat dinikmati oleh banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat dan terus berkembang.
Dari definisi yang telah dipaparkan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa budaya populer adalah budaya yang disukai banyak orang. Oleh karena itu, budaya populer harus menyertakan dimensi kuantitatif, dimana itu mempertanyakan apakah budaya tersebut benar-benar dikonsumsi oleh banyak orang.Â
Sederhananya, budaya populer adalah budaya yang menyenangkan banyak orang, tindakan yang bertujuan untuk menyenangkan orang, seperti halnya budaya populer Jepang seperti manga dan anime (Storey, 2009).
Adapun karakteristik budaya populer menurut Derry Mayendra (2011), yaitu:
1. Relativisme, budaya populer menempatkan segala sesuatu dalam perspektif, jadi tidak ada yang sepenuhnya benar atau sepenuhnya salah, termasuk fakta bahwa tidak ada batasan yang mutlak.