Mohon tunggu...
Fajrin Al Khomsa
Fajrin Al Khomsa Mohon Tunggu... -

Seorang Indonesia yang menolak dijajah dalam bentuk apapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memilih Indonesia Menang Bersama Prabowo Sandi Adalah Investasi Masa Depan Kebangsaan dan Peradaban

15 Januari 2019   17:48 Diperbarui: 16 Januari 2019   14:05 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin, 14 Januari telah tercatat dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Sebuah momentum perjalanan nilai kualitas kepemimpinan telah disajikan. 

Sangat kontras memang dengan kondisi yang saat ini bangsa kita alami. Kualitas dari nilai-nilai kebangsaan banyak digeser bahkan dikubur karena gaya dan kelas kepemimpinan yang tidak berbading lurus dengan alam raya kita yang megah dan gagah.

Bertajuk Pidato Kebangsaan, rakyat Indonesia bersama-sama masuk dalam formula perubahan kondisi bangsa sebagaimana dicita-citakan dahulu oleh para pendiri. Oleh para cendikia dan negerawan yang bila kita dalami mungkin kita akan merasa kini  terlalu lambat bila merujuk dari visi dan pandangan revolusioner bapak-bapak bangsa itu.

Bagaimana cara kita mengisi kemerdekaan yang telah ditebus gagah berani dengan darah dan keringat para pahlawan adalah penentu dimana posisi kita sebagai anak bangsa dan warga dunia. Maka diperlukan arah dan pemimpin yang sama kuatnya agar rakyat yang macam ragamnya sangat kaya ini dapat menyatu dalam sebuah pergerakan yang bermakna. 

Memang kita sudah sepatutnya bersyukur dengan waktu yang telah dipersembahkan Tuhan Maha Kuasa atas empat tahun lebih proses percobaan iman dan pembelajaran dalam peradaban bangsa kita. Sudah seharusnya semakin banyak dari kita menentukan apa yang harus diganti, mana yang harus dipilih, mana barisan yang kita ikuti untuk berjalan bersama demi negeri tumpah darah.

Bukan gayanya menjual hiburan semu yang menina bobokan dan membuat terlena dalam kepalsuan. Bukan caranya menyembunyikan jati diri untuk raih simpati. Bukan pula kebiasaannya memalsu segala konsumsi mata, telinga dan hati hanya demi perut dan menghidupi koloni lagi memuaskan pemberi pundi-pundi. 

Dia hanya mau menyampaikan kenyataan agar bangsanya tidak lagi dalam kesengsaraan dan kesenjangan. Karena kondisi itu jadi alasan kenapa bangsa kita belum menang. 

Belum memenangkan perperangan kehidupan atas apa yang seharusnya kita nikmati sebagai anak-anak gunung dan lembah serta pesisir kaya ini. Bahkan menang dari bangsa sendiri yang tega berkhianat dan melacurkan ini dan itu demi polas poles saat umbar janji.

Harus sadar terlebih dahulu sebagai pemimpin bagaimana bangsa dan negara ini diselamatkan dan dimenangkan untuk menghadapi dunia yang tidak akan berbaik hati pada yang lemah. 

Untuk jadi kuat maka pemimpin harus punya buah pikiran dan tekad yang lahir dari bagian paling dalam hati dan pikrannya, barulah kemudian ada anak-anak bangsa terbaik yang dengan hati tulus dapat mengambil peran bersama pemimpin kelas ini. Sudah tidak ada tempat bagi yang hanya membaca saja sulit. 

Prabowo Subianto bersama Sandiaga Salahudin Uno menggenaapi kekuatan dengan kurang dan lebihnya atas trahnya sebagai manusia bersama rakyat dengan membangun negeri lewat reorientasi pembangunan dan pengelolaan Indonesia. Hal ini diperlukan karena bangsa yang kokoh hanya bisa diwujudkan jika negara tersebut bisa:

1. Swasembada Pangan

2. Swasembada energi, yaitu bahan bakar

3. Swasembada air bersih

4. Serta memiliki leembaga-lembaga pemerintah yang kuat, diantaranya sistim yudikatif, hakim-hakim yang unggul dan jujur, jaksa-jaksa yang unggul dan jujur, polisi-polisi yang unggul dan jujur, intelejen yang unggul dan setia kepada bangsa dan rakyat,

5. Dan jg angkatan perang yang ungggul. Tentara yang kuat, tentara yang setia kepada rakyat dan bangs. Tentara yang tidak kalah dengn tentara-tentara terbaik di Dunia.

Maka yang hanya berpikir tentang nikmatnya pada diri sendiri memang bukan target spirit kemanangan ini. Bahwa kemenangan yang harus direbut dari situasi yang masih tidak memerdekakan banyak dari saudara-saudara kita ditanah lahirnya sendiri. 

Setiap kata yang telah dibuka oleh calon wakil presiden dan diisi dengan kokoh oleh sang calon presiden adalah senjata bagi kita seluruh rakyat Indonesia untuk ambil bagian. 

Bahwa yang kita hadapi sedetik dari saat ini dam miliyaran detik setelahnya adalah kenyataan, buukan drama cilok dan mobil etok etok fana yang tidak sama sekali menyumbang bagi kemajuan peradaban.

Lalu apa untungnya bagi kita bila memang harus kita cari untung dalam perjuangan bersama ini? Untungnya adalah hutang kita sebagai manusia dalam kewajiban berpikir dan berakal serta kewajiban ikut menentukan kelas bangsa akan kita lunasi. 

Bagai sajak yang dibacakan pak Prabowo mengawali pidato kebangsaan tad malam. Sajak yang ditemukan dikantung seorang perwira muda yang gugur dalam pertempuran di Banten, 1946:

kita tidak sendirian
Beribu-ribu orang bergantung pada kita
Rakyat yang tak pernah kita kenal
Rakyat yang mungkin tak akan pernah kita kenal
Tetapi apa yang kita lakukan sekarang akan menentukan apa yang terjadi kepada mereka

Untuk menghentikan laparnya anak-anak negeri ditanah yang subur dengan sesegera mungkin, untuk menyudahi alam raya ini diperas terus sampai kering. Bahwa dalam berbangsa kita tidak hidup sendirian, bahwa dalam hidup sedetik yang kita lakukan adalah yang akan jadi langkah menjaga dan menikmat masa depan.

Maka dengan memilih yang benar-benar berdiri diatas kepentingan rakyat adalah yang terbaik untuk ikut menentukan apakah tanah dan air ini akan kita terus jaga atau lepas perlahan karena kita tidak peduli bahkan ikut mengambil peran menjualnya.

Ditutuplah kalimat demi kalimat yang tegas dan bergemuruh kemarin dengan,

"Kepada saudara-saudara yang sebelumnya belum mendukung kami, namun setelah mendengar Visi Misi kami, sudara memutuskan untuk bergabung dengan perjuangan kami, kami ucapkan terimakasih atas bergabungnya sudara"

Selamat berinvestasi untuk masa depan, siapapun anda dan apapun gaya dari jalan baik yang ada pilih. Indonesia harus ada terus sampai akhir perjalanan sejarah dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun