Epigram, adalah salah satu bentuk puisinya. Puisi pendek yang penuh makna dan memiliki kejutan di akhirnya.Â
Agar tidak terhambat ide saat menulis, beliau memberikan saran untuk menuliskan hal-hal yang konkrit/nyata dan bukan abstrak. Misalnya saat pandemi baru marak, ia sering mendengarkan sirene yang meraung-raung. Hal ini bisa menjadi sebuah renungan konkrit yang menjadi bahan tulisan.Â
Bagi Jokpin, meskipun sudah menjadi penyair yang kondang dan sering viral karyanya di media sosial, tidak ada kata puas dalam berkarya. Ia akan terus berkarya dan berkarya. Bahkan menurutnya, karya terbaik adalah karya yang belum dituliskan, yang masih ada dalam pikirannya.
Kata Jokpin:Â
Apa saja bisa menjadi puisi.Â
Motivasi menulis adalah membahagiakan diri sendiri.Â
Puisi adalah cara berdamai dengan diri sendiri.Â
Puisi adalah kabar sukacinta.Â
Puisi hadir sebagai katarsis, yang memberikan jalan berdamai dan menentramkan jiwa.
Karya terbaik adalah karya yang belum dituliskan.
Akhir Acara Bincang Buku bersama Jokpin
Bincang Buku bersama Jokpin berakhir dengan pemilihan 3 penanya terbaik dalam acara tersebut dan pembagian 3 doorprize bagi peserta.Â
3 penanya terbaik mendapatkan merchandise dari Kompasiana, yaitu Febry Suprapto, Laugra Manalu, dan Ichwanul Farissa.Â
3 peraih doorprize, yang mendapatkan buku Kabar Sukacinta karya terbaru Jokpin, merupakan hadiah dari penerbit Kanisius, diraih oleh Sri Rohmatiah, Yuliyanti, dan Nina Sulistyati.
Banyak ilmu yang bisa diserap dalam acara ini. Sangat bermanfaat bagi semua, baik admin RTC, juga teman lainnya.Â
Tak ada gading yang tak retak. Kami dari Komunitas Rumah Pena Ispirasi Sahabat banyak mengucapkan terimakasih kepada Bapak Joko Pinurbo selaku narasumber, terimakasih juga kepada Kompasiana yang turut mendukung acara ini dengan hadiah merchandisenya, juga Penerbit Kanisius dengan hadiah Buku Kabar Sukacinta karya Jokpin.Â