Mohon tunggu...
Rumondang Ernawati Sitohang
Rumondang Ernawati Sitohang Mohon Tunggu... Guru - Proud Mom. Bahagia itu jika masih bisa traveling, menulis dan bernyanyi

Seorang pendidik, blogger.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Terbuang

13 Desember 2021   16:05 Diperbarui: 13 Desember 2021   16:18 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berada pada satu titik

Titik terbawah dalam hidup

Berjalan tak tentu arah

Kaki melangkah kemana saja

Tak seorang pun yang peduli

Yang terdekat menjauh pergi

Mereka mencemooh

Sungguh hidup tak ada guna lagi

Mengais makanan dari tumpukan sampah 

Menenggak minum dari genangan air hujan

Tubuh  tak lagi berharga 

Ternoda tiada tersisa harga diri

Titik itu akhirnya berhenti tanpa koma

Malaikat datang menghampiri

Hari ini kedamaian itu sungguh terjadi

Aku kembali pada pemilik raga yang sejati.

Aspal hitam jadi saksi bisu

Tubuh terbaring penuh kisah luka

Senyum menuju keabadian 

Yang kunanti selama ini

Kota Industri, 13 Desember 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun