Mohon tunggu...
Rumondang  Damanik
Rumondang Damanik Mohon Tunggu... Trainer -

I'm an anthusiastic and energic woman, Eager to learn, Sosialable and fun in doing jobs

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berpikir Positif

6 Mei 2019   22:56 Diperbarui: 6 Mei 2019   23:35 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingat waktu itu saya tidak sanggup membayarnya setelah beberapa tahun berlangsung, dan saya benar benar tidak bisa membayar karena pikiran saya mengatakan saya tidak sanggup. Hingga akhirnya polis yang sudah saya beli tidak bisa kembali, termasuk polis suami dan anak saya. Jika dihitung uang yang masuk selama 4-5 tahun dengan premi 1 juta per bulan, uang saya seharusnya sudah cukup lumayan. Pikiran negatif saya telah menghancurkan semangat dan kemampuan saya.

Saya menolak berkali kali orang yang mengajak saya masuk jadi agen asuransi, karena teman saya itu tahu kalau saya tidak punya pekerjaan ketimbang menganggur. Anehnya saya malah ikut bisnis MLM yang mengeluarkan puluhan juta untuk membeli produk yang menurutku tidak pantas. Namun saya sadar setelah saya tidak mendapatkan apa apa dari bisnis tersebut. Yang ada uang saya tidak kembali dan waktu saya mengerjakan bisnis itu telah hilang beberapa bulan dan saya tidak menggunakan waktu yang saya miliki untuk mencari pekerjaan yang sebenarnya masih terbentang luas di luar sana.

Kembali lagi, lagi lagi pikiran negatif itu yang telah menggerogoti saya hingga tidak mampu untuk berpikir jernih dan positif. Tidak ada pekerjaan yang pantas untuk saya, tidak ada lagi yang menerima saya karena saya sudah 40 tahun. Pikiran itu terus terngiang ngiang dan akhirnya saya benar benar pengangguran sejati selama setahun.

Saat saya menganggur, penyakit mulai menggerogoti tubuh saya yang semakin lemah, saya mulai berpikiran kalau umur saya tidak panjang. Saya melihat diri saya benar benar lemah baik fisik maupun psikis. Saya mengundang pikiran itu ke dalam diri saya sehingga suatu hari saya merasa tubuh saya penuh dengan benjolan di beberapa bagian dari tubuh saya.

Saya merasakan sakit yang luar biasa. Saya berobat bukan lagi ke dokter, saya takut kalau dokter akan mendiagnosa kalau saya mengidap penyakit yang menakutkan. Akhirnya saya berobat ke alternative bukan dukun. Ia seorang perempuan tua yang tidak memiliki tenaga lagi untuk mengobati dengan cara diurut. Dia mengatakan saya ngga boleh stres, saya harus rileks. Kalau saya stress maka benjolan di beberapa bagian tubuh saya akan semakin membesar. Saya makin ketakutan dan saya mendengarkan perempuan tua itu.

Lalu saya berdoa, bepasrah diri dan menyerahkan segala sesuatunya, segala ketakutan dan kekhawatiran kepada sang ilahi. Saya mulai bisa mengontrol emosi, amarah yang sering terjadi. Saya marah pada diri saya sendiri, saya marah pada pasangan saya, saya marah pada anak anak saya, saya marah pada teman teman saya yang mungkin menyinggung perasaan saya. Semakin saya marah semakin pikiran negatif itu kembali masuk ke dalam pikiran saya dan menguasai.

Banyak persoalan yang saya hadapi, satu persoalan belum selesai, sudah datang lagi persoalan yang lain. Ketika saya mengaminkan persolan itu terjadi maka itu benar benar terjadi. Saya sampai kehabisan uang dan benar benar saldo di ATM tinggal beberapa rupiah. Sangat mengerikan dan mengkhawatirkan, sementara pekerjaan suami tidak menetap dan anak anak sedang banyak kebutuhan baik di rumah maupun di sekolah. Itu benar benar membuat saya terpuruk dan hampir putus asa.

Tapi Tuhan maha baik, ia menitipkan tangan tangan baik kepada saya. Saya kembali mendapat pekerjaan meskipun tidak sesuai dengan pengalaman kerjaku yang terakhir dan yang pasti posisi dan income turun. Buatku saat itu sangat berat, tapi tidak ada pilihan. Saya melakukan pekerjaan dengan baik sembari mencari pekerjaan yang lain. Hingga saya memutuskan untuk tidak melanjutkan kontrak kerja karena ada pekerjaan yang lebih menantang.

Ketika kita berpikir kita tidak mampu, ketika kita berpikir kita tidak berdaya, itu benar benar terjadi. Maka berpikirlah positif agar kita bebas dari ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan. Jika kita menarik pikiran yang negatif ke dalam diri kita, kita akan rugi besar karena dampak yang terjadi akan sangat tidak menguntungkan baik secara fisik maupun psikis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun