Tanah air kita, Indonesia jaya dalam genggaman tangan bersihmu, bersih dari kotornya otak koruptor, bersihnya dari otak kemalasan, bersihnya dari otak keserakahan. Aku menyandarkan harapanku di bawah kepemimpinanmu, negeri ini dikenal damai dan sejahtera di mata bangsa lain.Â
Biarlah negara tetangga boleh bersahabat dengan erat, biarlah negara di dunia ini mengakui, Indonesia yang akan maju dan memberikan peluang yang besar bagi bangsanya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan menjadikan anak anak bangsa menjadi orang yang mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya. Hingga kemiskinan dan kemelaratan jauh dari jangkauan.
Aku tahu kau bukan Tuhan, aku tahu kau bukan malaikat yang dapat menyelamatkan bangsa ini. Kau tidak sendirian pak Dhe....ada aparatur negara ini yang akan menjaga stabilitas dan keamanan negara. Ada wakil wakil rakyat yang akan menampung aspirasi rakyat.Â
Biarlah aspirasi itu bukan hanya sekedar diperdengarkan, tapi akan mendapat jawaban. Ada banyak menteri yang akan mengelilingimu, dan ada banyak pemimpin pemimpin daerah sebagai perpanjangan tanganmu yang akan memudahkan dan memberikan ruang dan kesempatan bagi anak bangsa untuk berkarya.
Sekali lagi.... selamat buatmu pak Dhe.... hingga malam ini aku menuliskan surat ini, aku tahu kemenangan ada di tanganmu. Aku tidak perduli jika besok hasil real count yang menunjukkan kemenangan atau kekalahanmu. Tapi aku.... aku akan selalu mendukungmu, tangan tangan cerdas akan melakukan tugasnya dengan sebaik baiknya, pikiran pikiran cemerlang akan mampu mencerna dengan menggunakan logikanya.Â
Kekalahan bukanlah akhir dari segalanya, sebab dari kekalahan kita banyak belajar, belajar untuk koreksi diri dan memperbaiki. Kemenangan juga bukan dari awal segalanya, sebab kemenangan akan dipertaruhkan dengan hasil nyata dari kemenangan itu.
Semoga tidak banyak yang mengurung diri di kamarnya dan memenuhi lorong lorong kecil di rumah singgah tempat orang tak waras. Semoga semakin banyak orang orang yang bisa menerima kekalahan dan kemenangannya.
Salam 01, NKRI harga mati
17 April 2019
Rumondang Damanik
(Orang yang selalu bangkit dari kegagalan)