Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Seajaib Itukah?

14 Oktober 2024   21:31 Diperbarui: 14 Oktober 2024   21:42 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tutp lampu sein ( dok.pribadi )

Kapan halitu terjadi, sudah berapa lama, satu bulan, dua bulan atau berapa lama ?

Mengapa dia tetap setia menyimpan tutup lampu itu, padahal kami tidak saling kenal, dan katakananlah dia mengenal sosok saya, tapi kapan lewat lagi tak bisa dipastikan bukan ? Dulu sewaktu saya masih aktif dinas, memang setiap hari lewat jalan itu pulang pergi kerja. Tapi kini setelah purna tugas, sebulan paling sekali dua kali saja. Dan yang lewat jalan itu tentu banyak sekali, apa lagi bila jam berangkat kerja, ramai sekali dan saya hanyalah salah satu diantara mereka, tak istimewa.

Dan hari ini dia menyerahkan tutup lampu itu padaku. Drimane dia tahu, hari ini, jam sekian ini aku akan lewat ? Apakah dia tahu waktu aku lewat berangkat pergi tadi ? Okey, anggaplah kebetulan tahu aku lewat, berarti kemudian dia " menghadang " aku berdiri berjam-jam ditepi jalan hanya untuk menunggu aku dan menyerahkan tutup lampu itu pada diriku ? Sebuah kesetian, kejujuran dan keikhkasan kelas " sufi " !!!

Aku geleng-geleng kepala sendiri, seakan tak percaya pada keajaiaban ini.

Efek Sodakoh ?

Sejujurnya, sore itu aku dalam perjalanan pulang dari kegiatan di Yayasan. Setiap bulan ada kegiatan pengajian untuk guru dan karyawan. Yang mengisi adalah para pengurus Yayasan. Dan waktu itu pas giliranku untuk mengisi " pengajian kecil " itu.

    Dan kalau aku diminta ikut mengisi pengajian kecil tersebut, bukan karena aku ustadz atau dai atau kyai atau apalah, tapi lebih sebagai penghormatan saja kepada " sesepuh " yang dulu perrnah aktif ikut berjuang kalau boleh dibilang begitu, diawal-awal berdirinya masjid, dengan Remaja Masjidnya, jauh sebelum Yayasan itu ada dibentuk. Apa lagi aku sekarang juga sudah pindah domisili. Tapi  tetap dimasukan sebagai salah satu penguruss agar tetap terjaga tali silaturahmi.

    Dan kami para pengurus, saat diminta mengisi pengajian atau kegiatan apapun, tek pernah berpikir terbersit sedikitpun tentang honor. Dan biasanya juga taak ada honor. Aku jadi teringat slogan Muhammadiyah, saat aku sekolah dulu, di dinding ada tulisan " Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari penghidupan di Muhammadiyah " diatas nya ada gambaar tokoh KH Ahmad Dahlan. Dan kami para pengurus Yayasan serta keluarga besarntya, lebih kewarna itu semangat jiwanya. Sehingga kami keluarga besar Yayasan, sering turut merogoh kocek untuk membantu kegiatan keagamaan di Yayasan tersebut. 

    Makanya ketika waktu itu aku diberi honor sekedar uang bensin, aku agak kaget juga. Saat itu aku berpikir positif, mungkin SD IT yang dikelola oleh Yayasan tersebut, kondisi keuangannya sudah lumayan. Karena diberi, secara formal kuterima. Tapi saat itu juga kemudian aku infakkan kembali, terserah mau dimasukan kemana ? Oleh penyelenggara, mau dimasukan ke infak rumah tahfidz, sebab bidang itu yang kini lagi banyak membutuhkan donasi, sebab masih dalam tahap perintisan. Aku setuju saja.

    Nah, sepulang dari kegiatan itulah, keajaiban itu terjadi. Aku jadi teringat dengan kisah pendiri Rumah makan Gratis, Aditya Prayoga. Dia banyak mendapat keajaiban kebaikan setelah banyak melakukan sodakoh. Apakah kajaiban yang terjadi pada diriku ini juga karena efek sodakoh yang baru kulakukan tadi ? Tapi kemudian digugat sendiri oleh hariku juga, sebab yang kulakukan tadi kan keciiiiil sekali, tak seberapa, hanya seberat " dzarroh " kalau dalam al=Qu'an. Tapi al-Qur'an sendiri juga sudah mengatakan : " Maka barang siapa yang berbuat kebaikan seberat dzarrohpun akan diperlihatkan balasannya ". Atau jangan-jangan saya sendiri yang " baper ", aku jadi tak berani lagi untuk berandaai-andai. Malu sendiri.

si antik C 70 ( dok.pribadi )
si antik C 70 ( dok.pribadi )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun