Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menghitung Langkah-Langkah Berpahala

28 September 2024   15:05 Diperbarui: 28 September 2024   15:07 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jalan kaki ( dok.pribadi )

"Seseorang yang setahuku tidak ada lagi yang lebih jauh (rumahnya) dari masjid, dan dia tidak pernah ketinggalan dari shalat. 'Ubay berkata, maka ia diberi saran atau kusarankan, "Bagaimana sekiranya jika kamu membeli keledai untuk kamu kendarai saat gelap atau saat panas terik?" Laki-laki itu menjawab, "Aku tidak ingin rumahku di samping masjid, sebab aku ingin jalanku ke masjid dan kepulanganku ke rumah semua dicatat (pahala)." Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allah Ta'ala telah kumpulkan untukmu semuanya tadi." (HR. Muslim no. 663)

Bumi pun Menangis

Dalam kitab suci al-Qur'an, surat ad-Dukhan, 29 : " .... Maka langit dan bumi pun tidak menangisi mereka, dan merekapun tidak diberi penangguhan waktu "  Ayat tersebut merupakan pernyataan pamungkas dari kisah kematian Fir'aun dan bala tentaranya yang tenggelam dilaut merah dengan meninggalkan segala kemewahan dan kekuasaan dibelakangnya. Tapi bumi dan langitpun tidak berduka, tidak menangis dan tidak merasa kehilangan. Bila demikian berarti bila orang salih meninggal, akan ditangisi oleh labgit dan bumi karena sedih merasa kehilangan.

     Prof Dr Quraiysh Sihab. Dalam buku Tafsirnya Al-Misbah Vol.12 hal 314, ketika mengomentari ayat tersebut memberikan penjelasan dengan bersandar pada suatu riwayat yang menyatakan bahwa; " seorang mu'min apa bila meninggal dunia, maka tempat shalatnya dibumi menangis dan jalan-yang tempat amal-amalnya ke langit pun menangis "

     Demikian pun jalan yang untuk pulang pergi ke masjid atau musholla setiap harinya pun akan menangis juga karena merasa kehilangan. Langkah-langkah orang sholih itu taka da lagi lewat diatasnya. Makanya aku me ilih berjalan kakiketika pergi ke masjid atau ke musholla.

     Alasan ibadah, taka da yang lebih kuat dan besar untuk tetap konsekwen dan konsisten berjalan kaki dari waktu kewaktu sampai akhir waktu nanti.

 

jalan kaki ( dok.pribadi )
jalan kaki ( dok.pribadi )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun