Sebenarnya reaksi keras perlawanan terhadap IDI dari khalayak umum adalah dimulai dari kasus dr Terawan yang dipecat dari keanggautaan IDI. Permasalahannya kita semua sudah tahu, dimana metode pengobatan " cuci otak "- DSA nya Therawan dinilai belum memenuhi standar persyaratan ilmiah, tapi sudah diterapkan di public. Tapi repotnya, walaupun belum memenuhi standar ilmiah, telah membawa banyak kebaikan bagi mereka yang berobat itu. Repotnya lagi, mereka yang berobat itu banyak dari kalangan top figure atau public figure. Akibatnya IDI yang dinilai semena-mena dihujat rame-rame.  Kemenkes pun turun gunung, IDI jadi sorotan dan Pendidikan spesialis jadi perbincangan. Disitulah mulai terkuak katakanlah " noda-noda " IDI yang tersembunyi selama ini. Reformasi Kemenkes terhadap IDI banyak mendapat dukungn public.
   Dan perseteruan antara Kemenkes dengan tenaga medis kedokteran, rupanya belum reda. Terakhir adalah ketika Kemenkes memberhentikan Dekan Fak .Kedokteran UNAIR , Prof Budi Santoso, gegara menolak program dokter asing masuk kedunia kedokteran kita. Tapi civitas akademika melawan dengan aksi mogok, akhirnya berakhir damai, sang Dekan pun kembali ke kursinya semula. Tapi hubungan Kemenkes dengan tenaga medis kedokteran tetap panas dingin, sehingga setiap ada kasus di dunia kedokteran, menjadi kesempatan emas bagi Kemenkes untuk menggempur habis. Bayangkan; hari selasa kejadian, hari juma'at pernyataan dari kapolres Semarang tidak ada petunjuk adanya bulliying, tapi pada hari pertama sudah ada surat dari Depkes dibawa langsung oleh  Dirjen ke UNDIP yang menyatakan dr Risma meninggal karena bunuh diri akibat perundungan, jelas Dr.dr Zaenal Mutaqin di podcast Jatengpos TV edisi pertama.
   Jadi kasus kematian dr Risma ini memang bukan berada diatas kanfas kain putih, melainkan ddiatas coreng moreng perseteruan antara Menkes dengan Tenaga Medis Kedokteran IDI. Resikonya, penyelesaian kasus bisa menjadi bias. Pertaanyaan yang mendasar bagi kita semua untuk direnungkan bersama; APAKAH SETIAP ADANYA KASUS KEMATIAN DILINGKUNGAN DUNIA PENDIDIKAN  SPESIALIS KEDOKTERAN BERPAGI-PAGI HARUS SELALU DIKAITKAN DENGAN AKIBAT BULLYING ??????
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H