Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bojoku

24 September 2023   05:02 Diperbarui: 24 September 2023   06:46 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

     Heran saya dan tak habis -- habisnya pula, ajimat apa pula yang digunakan oleh bojoku itu ? Tapi setahuku bojoku itu tak pernah ke dukun. Pokoknya dia jauh dari hal-hal yang bersifat klenik. Berdo'a ?!  Ho ...ho .... jauh -- jauh sekali hal seperti itu ! Jangan -- jangan bojoku itu malah pe -- ka -- i yang tak percaya pada Gusti Alloh, walau Allah tetap memberkatinya.

     Dan karena bojoku itu tidak pernah sakit sekalipun, maka bojoku itu tetap bebas untuk menjadi; anjing, celeng, babi hutan, ular beludag, belut, kancil, Durna, Sengkuni, Bilung, Togog, Tapak Deruk dan entah apa lagi .....?!

     Maka seandainya engkau bertemu dengan bojoku, berhati -- hatilah ! Dia diberkati Tuhan ! Omongannya licin seperti belut. Rencananya jahat seperti ular beludag. Dia tak segan -- segan menggigit mangsanya seperti anjing. Dan dia juga tak sungkan -- sungkan unruk menyeruduk sepeerti celeng atau babi hutan. Dia bisa membuat hitam menjadi putih dan putih menjadi hitam seperti Durna. Dia pintar menjilat seperti Tapak deruk . Dia  pintar cuci tangan seperti patih Sengkuni. Dan lebih edan lagi, dia ndabeleg setengah mati seperti Bilung

     Dan kalau kau kebetulan orang yang berharta, super hati -- hatilah ! Sebab dengan seribu satu watak yang dimilkinya itu _ terlebih lagi diberkati Tuhan _, bisa amblaslah hartamu itu dalam waktu singakat tanpa ada adegan " goro-goro " sebelumnya. Ini penting kukatakan, agar kamu jangan datang kepadaku dengan menghiba -- hiba sambil mewek berkata :

     " Tolonglah bu, kembalikan uangku itu, hartaku sudah  ludes semua, tolong katakan pada bojomu itu !"

     Atau kalau kebetulan kamu masih punya kekuatan, kemudian malah balik melabrakku :

     " Ibu sebagai bojonya harus  mau ikut bertanggung jawab hitam putihnya bojomu itu, jangan cuma manisnya saja, tapi pahitnya di-" lepeh " !

     Memang, begitu bojoku sudah dapat mangsa, dia akan segera raib entah kemana dan dalam waktu yang cukuplama. Karena aku yang dirumah, maka aku yang sering jadi sasaran kemarahan  orang . Dan kini aku sudah bosan dan muak dengan pengaduan atau tuduhan seperti itu. Dan aku juga sudah capek nomboki utang bojoku yang tak pernah kutahu, dengn uangku yang tak seberapa itu dan yang dengan susahn payah kukumpulkan yang tak pernah kumpul -- kumpul itu.

     Jangan pernah kau bayangkan, bahwa bojoku dengan tenaga kudanya itu punya penghasilan yang cukup besar dan diberikan sebagai nafkah kepada istrinya, aku. Oh buang jauh -- jauh dugaan imian seperti itu. Aku setiap hari bekerja mati -- matian menjadi penjahit sampai punggungku ini rasanya semakin bongkok saja rasanya, demi anak -- anakku..

     Makanya aku ingi sekali -- kali " mbok yao " bojoku itu sekali -- kali sakit tergeletak ditempat tidur, siapa tahu hal itu bisa membuat bojoku sadar. Tapi dia malah sehat -- sehat saja dan umurnya juga masih tetap panjang hingga sekarang. Badannya juga tetap kelihatan segar bugar. Dan sialnya justru malah sebaliknya yang terjadi; badankulah yang sering sakit -- sakitan, kepalakulah yang sering menari berputar -- putar, matakulah yang mulai nanar pandangannya dan punggungku semakin bongkok saja.

     Karena aku tak ingin menghancurkan diriku sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk bersikap masa bodoh terhadap kelakuan bojoku itu. Pendek kata bojoku mau apa dan mau bagaimana terserah saja .... los ! dan ternyata hatiku bisa, sehingga kini aku tak pernah tak enak makan dan susah tidur. Tapi kadang anakulah yang justru protes mengungkit masa laluku, terutama  putriku nan cantik itu ;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun