Tentu kau akan heran mendengarnya, dan pasti akan berkata : " Bojomu itu diberkati Tuhan !".Ya, betapa tidak ?! Seumur -- umur, belum pernah sekalipun bojoku itu sakit. Baik itu sakit yang ringan -- ringan saja atau apa lagi yang berat -- berat dan aneh -- aneh. Jangankan sakit, misalnya kakinya terantuk daun pintu atau kaki meja atau jarinya tergores sabit biarpun cuma satu milipun, tidak pernah ! Pendek kata, bojoku itu " nir ing sambekala ".
   Padahal, bojoku itu bukan orang yang suci. Atau kalau itu terlalu tinggi, bojoku itu bukan orang yang salih. Tapi jika itu juga masih terlalu tinggi, bojoku itu bukan orang yang alim. Dan bila itu masih ketinggian juga, bojoku itu " ora mambu " agama. Ia jauh dari sajadah, dan tak kenal apa itu bulan Ramadhan ? Shalat tidak, puasa juga tidak pernah.
   Tapi rupanya dia memang diberkati Tuhan, setidak -- tidaknya dari segi kesehatan.  Betapa tidak ? ! Sebab seumur -- umur bojoku itu belum pernah sakit satukalipun. Heran benar saya dan tak habis -- habisnya pula. Padahal aku ingi sekali -- kali " mbok yao " dia itu sakit. Sakit gigi misalnya juga boleh, sampai pipinya menggelembung, nggak bisa makan, terus menerus mengerang sambil memohon -- mohon miaalnya ;
   " Aduh bu ..... hmmm ....sakit bener, bikinkan bubur biar bisa makan hmm ....!"
   Atau agar dia kehilangan kesabarannya dan memaki -- maki dirinya dengan kesal, misalnya :
   " Huh .... Gigi sialan ... tidak sembuh -- sembuh juga, padahal sudah dipopok terasi, sudah dicor bubuk oskadon oye, sudah disumpal kapas dengan minyak cengkih ... tapi kok masih cekot -- cekot cuga!".
   Ya, tapi anehnya, nyatanya memang bojoku nggak pernah sakit . Heran benar saya dan tak habis -- habisnya pula. Rupanya dia memang diberkati Tuhan, setidak -- tidaknya dari segi kesehatan. Sehingga sakit yang paling ringan pun tak pernah ia derita. Padahal aku ingin sekali " mbok yao " sekali -- kali dia itu mriyang badannya sampai terpuruk ditempat tidur sambil menggigil panas dingin badannya dan ngomel :
   "  Aduh bu ... gemana ini bu, panggil mantri bu ... kok malah dibiarkan saja begini ?!"
   Atau dia sampai ngigau tak karuan ;
   " Itu siapa bu, jelek  dan bau .....saya takut bu, gemana kalau tiba -- tiba mati, ya mati gemana bu ?!"
   Tapi tidak, dia malah semakin sehat -- sehat saja. Badannya juga tetap segar dan kekar seperti Bimasena. (  Aku tahu Bimasena, aku juga seneng nonoton wayang waktu muda dulu, bareng simbah putri.). sehingga bojoku oleh teman -- teman sesama buruh di sawah saat musim panen, bojoku sering dijuluki si tenaga kuda. Oleh karena itu pula, bojoku tidak mau sembaraangan rekanan sesama buruh yang badanya kayak orang cacingan atau penyakit te be ce-an.