Sama seperti kegiatan-kegiatan yang diadakan di sekolah, Rumah Belajar BEM UI juga memiliki program yang dinamakan "Sabtu Ceria", yaitu ketika peserta didik melakukan kegiatan eksploratif lainnya, seperti "Market Day" (praktik jual-beli yang, baik pedagang maupun pembeli, dari peserta didik juga), "Study Tour" (tahun lalu, Rumbel BEM UI mengadakan kunjungan belajar ke beberapa museum kesejarahan di Jakarta dalam misi mengenal peristiwa sejarah di Indonesia dengan mengenali arsip atau benda bersejarah yang terpampang dalam museum tersebut), praktik daur ulang sampah, dan masih banyak lagi. Melalui kegiatan-kegiatan ini, harapnya, peserta didik dapat mengeksplorasi banyak hal selain materi pembelajaran dalam matapelajaran yang diberikan. Hal inilah yang menjadikan adanya kesan inklusif ketika seluruh peserta didik, yang di antaranya juga terdapat anak putus sekolah, juga dapat merasakan "atmosfer" atau lingkungan belajar yang sama dengan peserta didik lainnya yang dapat belajar di sekolah.
Pada Sabtu (07/09) lalu, Rumah Belajar BEM UI 19 melaksanakan "Grand Opening", acara yang menjadi "tonggak awal" pelaksanaan kegiatan. Acara ini dihadiri oleh peserta didik, wali peserta didik, pendidik, fungsionaris, hingga tamu undangan. Selain menjadi acara pembuka bagi kegiatan-kegiatan lainnya, acara juga menjadi wadah bagi para peserta didik untuk unjuk kebolehan mereka dalam kesenian, seperti menyanyi, menari tradisional, mendongeng cerita rakyat Depok, hingga karate. Bukan hanya pertunjukan oleh peserta didik saja, melainkan juga fungsionaris yang unjuk kebolehan dalam menari dan bernyanyi.
Melalui kegiatan ini, Rumah Belajar BEM UI 19 berharap dapat menjadi "rumah" yang inklusif, baik bagi para peserta didik, wali peserta didik, pendidik, fungsionaris, dan pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam kegiatan ini. Rumah Belajar BEM UI, yang sudah terlaksana hampir 19 tahun, memberikan wujud nyata dalam peningkatan iklim pendidikan yang lebih baik, dengan memberikan fasilitas bagi peserta didik untuk mengeksplor banyak pengetahuan, mahasiswa Universitas Indonesia dalam menjadi pendidik bagi peserta didik dan memberikan pelatihan-pelatihan yang bermanfaat demi masa depan di bidang karier.Â
Menjadi bagian dari agen perubahan, mahasiswa dapat bergerak melalui berbagai pengalaman untuk mencapai inklusivitas pendidikan. Tidak hanya berfokus pada suatu kalangan saja, pemerataan kualitas pendidikan ini layak bagi semua masyarakat di Indonesia, terutama Kota Depok.Â