Sering kali orangtua merasa malu atau marah bila mengetahui anaknya menjadi korban pelecehan seksual, apalagi bila dilakukan oleh orang dekat mereka. Dalam kondisi anak yang mengaku tentang kejadian pelecehan yang dialaminya, peran orangtua adalah menghadapi kasus ini dan mengambil alih masalahnya. Orangtua sangat berperan penting untuk memulihkan kondisi kejiwaan anak. Beberapa hal yang dibutuhkan seorang anak ketika dia berani menyampaikan kejadian pelecehan seksual yang dialaminya yang kami kutip dari news letter yayasan PULIH:
1.Perasaan aman serta nyaman dan dukungan kepadanya atas apa yang telah dikatakannya. Orangtua harus tetap tenang dan menjadi orang yang bisa dipercayai untuk membantu dia melewati masalah ini.
2.Jangan menyalahkan ataupun memarahi anak atas peristiwa yang terjadi. Melainkan segeralah lapor ke unit pengaduan perempuan dan anak (unit PPA) Polres atau POLDA dan lakukanlah visum.
3.Dampingi anak dan tekankan pada anak bahwa pelakulah yang salah bukan dirinya. Yakinkan anak bahwa mereka tidak berhak disakiti dan bukan mereka yang menyebabkan peristiwa itu terjadi.
4.Segeralah bawa anak ke lembaga konseling seperti Yayasan PULIH untuk mendapatkan dukungan psikologis atas kekerasan seksual yang dialami dinomor hotline 088-8181-6860 atau 021-982-86398.
5.Pahami anak bahwa ia membutuhkan waktu dan proses yang lama untuk pemulihan. Anak dapat menunjukkan berbagai macam reaksi meskipun peristiwanya sudah berlangsung lama. Bersabarlah karena dukungan orangtua sangat diperlukan dalam proses pemulihan anak.
DampakPelecehan Seksual
Pelecehan seksual bisa memberikan dampak untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Pada anak lainnya, ada kemungkinan gangguan tersebut di ‘tekan’ sehingga tidak teramati dari luar sampai ada pemicu yang menampilkan gejolak emosi mereka, misalnya saat anak memasuki usia remaja dan mulai dekat dengan lawan jenis, atau pada saat mereka akan menikah. Pelecehan seksual yang tidak pernah diekspos oleh korban dan yang tidak tertangani dengan serius akan memberikan dampak yang merugikan. Beberapa dampak manifestasi yang bisa terjadi:
-Depresi bahkan sampai ke tingkat stress
-Traumatik – PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
-Kegelisahan yang berlebihan hingga sulit tidur, susah berelasi dan takut yang tidak beralasan.
-Kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut di masa dewasa karena merasa tidak berdaya
-Sikap seksual yang terbentuk pada dirinya menjadi negatif, yaitu cenderung untuk menjadi penyuka sesama jenis.
-Muncul perilaku seksual yang tidak wajar untuk anak seusianya misal suka memegang kelamin temannya baik pria maupun wanita, atau bahkan dilakukan terhadap orang dewasa.
-Terbelenggu oleh perasaan gamang dan cemas oleh pelecehan seksual membuat diri anak membutuhkan kebebasan mutlak. Enggan terikat, enggan mengikuti aturan yang ada dan bertindak semaunya sendiri, serta sulit dipahami oleh lingkungannya.
-Sangat mungkin anak yang menjadi korban pelecehan seksual kemudian menjadi pelaku pelecehan seksual terhadap anak yang lain
-Untuk wanita, dia bisa tertarik dan menyukai olahraga keras yang biasanya disukai laki-laki karena dalam hati kecilnya tidak mau kalah lagi dan berniat mengalahkan prestasi laki-laki. Seorang dewasa yang terlibat dalam aktivitas seksual dengan anak adalah melakukan tindak pidana dan tidak bermoral yang tidak pernah bisa dianggap normal atau perilaku yang dapat diterima secara sosial.
Tips untuk mencegah tindakan pelecehan seksual
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Untuk menolong orangtua dalam mengeliminir kejahatan pelecehan seksual, ada beberapa hal yang bisa dilakukan
1.Sedini mungkin anak harus dikenalkan pada tubuhnya sendiri; ajarkan anak tentang privasi bagian-bagian tubuh. Mana bagian tubuhnya yang boleh diperlihatkan pada/dipegang oleh orang lain dan mana yang tidak. Istilahnya memberi tahu mana sentuhan baik dan sentuhan buruk.
2.Ajarkan untuk menjaga keamanan diri sendiri. Bila anak sudah bisa diajak diskusi, diskusikan mengenai aturan perilaku seksual yang diterima oleh keluarga dan agama.
3.Bila anak sudah menginjak usia 12 tahun diskusikan tentang perkosaan yang sering terjadi di masyarakat, penyakit menular seksual, dan hamil di luar nikah. Bekali anak dengan pengetahuan seksualitas yang benar agar anak dapat terhindar dari pelecehan seksual
4.Bangun komunikasi terbuka dengan anak. Jadi kapanpun anak memiliki masalah, dia bisa berbicara dengan orangtua.
5.Anak harus dibiasakan untuk menolak perlakuan orang lain yang menyebabkan dia merasa tidak nyaman/terganggu/sakit. Kalau ada perlakuan yang tak wajar terhadap dirinya, anak dibiasakan untuk segera bercerita kepada orang tua, guru, atau keluarga yang lain. Anak juga harus dilatih agar tidak mudah percaya pada orang lain atau diajak main di tempat yang sepi.
6.Ketahui dengan siapa anak menghabiskan waktu bila orangtua bekerja. Hati-hatilah dalam membiarkan anak menghabiskan waktu di tempat-tempat tertutup/sepi hanya berdua dengan orang lain.
7.Sebagai orang tua, perhatikanlah sikap dan kebiasaan anak sehari-hari. Bila ada perubahan, seperti menjadi penakut, mudah marah,hiperaktif, suka merusak barang-barang atau menjadi pemalu dan menarik diri dari pergaulan, segeralah lakukan pengamatan dan tanyai anak.
8.Minta bantuan guru anak, konselor sekolah, atau dokter anak untuk dapat membantu orangtua mengajari anak untuk menghindari pelecehan seksual. Mereka mengetahui bagaimana cara melakukan hal tersebut tanpa membuat anak merasa kesal atau takut.
Semoga bermanfaat.
“Child abuse cast a shadow the length of a life time.” – Herbert Ward
Sumber:
http://klipingdigital.files.wordpress.com
http://www.pulih.or.id/res/publikasi/news_letter%2015.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H