4.Bangun komunikasi terbuka dengan anak. Jadi kapanpun anak memiliki masalah, dia bisa berbicara dengan orangtua.
5.Anak harus dibiasakan untuk menolak perlakuan orang lain yang menyebabkan dia merasa tidak nyaman/terganggu/sakit. Kalau ada perlakuan yang tak wajar terhadap dirinya, anak dibiasakan untuk segera bercerita kepada orang tua, guru, atau keluarga yang lain. Anak juga harus dilatih agar tidak mudah percaya pada orang lain atau diajak main di tempat yang sepi.
6.Ketahui dengan siapa anak menghabiskan waktu bila orangtua bekerja. Hati-hatilah dalam membiarkan anak menghabiskan waktu di tempat-tempat tertutup/sepi hanya berdua dengan orang lain.
7.Sebagai orang tua, perhatikanlah sikap dan kebiasaan anak sehari-hari. Bila ada perubahan, seperti menjadi penakut, mudah marah,hiperaktif, suka merusak barang-barang atau menjadi pemalu dan menarik diri dari pergaulan, segeralah lakukan pengamatan dan tanyai anak.
8.Minta bantuan guru anak, konselor sekolah, atau dokter anak untuk dapat membantu orangtua mengajari anak untuk menghindari pelecehan seksual. Mereka mengetahui bagaimana cara melakukan hal tersebut tanpa membuat anak merasa kesal atau takut.
Semoga bermanfaat.
“Child abuse cast a shadow the length of a life time.” – Herbert Ward
Sumber:
http://klipingdigital.files.wordpress.com
http://www.pulih.or.id/res/publikasi/news_letter%2015.pdf