Mohon tunggu...
Joko Prawiro
Joko Prawiro Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya ingin berbagi tentang rumah kpr

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Uniknya Ikatan Persaudaraan di Pasar Tradisional

14 Desember 2014   16:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:20 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan dibalik semua keuntungan dan kemampuan bertahan pasar tradisional dari pasar modern, terdapat hal yang unik yang hanya bisa ditemukan pada pasar tradisional. Yaitu kuatnya ikatan hubungan antar para pedagang dengan pembeli. Kuatnya hubungan inilah yang membuat pembeli tetap royal datang ke pasar, meski ditengah banyaknya kekurangan. hubungan ini terbentuk karena intensnya interaksi yang mereka lakukan. Tidak jarang juga berawal dari tawar-menawar yang terjadi, walau terkadang berjalan cukup alot. Namun pada akhirnya membuat mereka saling mengenal.

Hingga saat ini, sebagian besar pasar tradisional masih bertahan ditengah berbagai gempuran. "Hukum pasar" masih mampu mengatasi persaingan dari pasar modern. Namun yang justru banyak membuat pasar tradisional sepi bahkan tutup, bukanlah berasal dari persaingan ini. Namun karena banyaknya kebijakan relokasi dan renovasi pasar. Tidak dapat dipungkiri, banyak relokasi pasar tradisional yang justru mematikan pasar tersebut. Begitu juga dengan renovasi yang biasanya diawali dengan "kebakaran", dan saat pasar selesai direnovasi harganya tidak terjangkau oleh para pedagang pasar yang lama.

Tentu kita berharap supaya pasar tradisional bisa tetap bertahan, dan juga dengan disertai perbaikan kekurangannya. Semoga juga para pedagang pasar ini, memiliki akses menuju dunia perbankan hingga bisa memperbesar modal mereka. Hingga saat kita berbelanja disana, kita bisa berbelanja dengan nyaman, intens, saling berinteraksi. Semoga kebijakan-kebijakan relokasi dan renovasi kedepan, tidak beralasan pada kemacetan dan berbagai kepentingan semata. Namun benar-benar untuk kebaikan dan meramaikan kembali pasar tradisional tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun