Pencarian informasi, memutuskan strategi dan semacamnya, kami mulai jauh- jauh hari.
Dalam hal ini, informasi- informasi informal sungguh berguna.
Aku sebetulnya sudah mulai mengamati bagaimana seleksi masuk perguruan tinggi ( terutama untuk perguruan tinggi negeri ) sejak si bungsu naik ke kelas 2 SMA. Dua tahun sebelum si bungsu lulus SMA dan seleksi ada di depan mata.
Ada beberapa teman yang ketika itu memiliki anak yang duduk di kelas 3 SMA Â yang sering mengobrol denganku. Di antara topik A-Z yang kami obrolkan, topik seleksi ini termasuk di antaranya.
Jadi aku dan ayahnya sudah mulai dapat gambaran jauh- jauh hari.
***
Si bungsu ini anak ketiga. Namun ada beberapa perubahan terkait pelaksanaan seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang terjadi beberapa tahun belakangan ini, yang berbeda dengan cara seleksi yang dihadapi kedua kakaknya dulu.
Maka itulah kami mencoba memahami lebih dulu bagaimana teknis seleksinya.
Seleksi masuk perguruan tinggi negeri jalur undangan tanpa testing ( SNMPTN ) serta jalur testing SBMPTN dikoordinir oleh sebuah lembaga bernama LTMPT ( Lembaga Test Masuk Perguruan Tinggi ).
Ada test yang akan diselenggarakan yakni test bernama UTBK ( Ujian Tulis Berbasis Komputer ) dimana score test inilah yang akan digunakan sebagai dasar seleksi jalur SBMPTN, dan kelak ternyata pada tahun 2021 ini juga digunakan oleh banyak perguruan tinggi negeri sebagai dasar untuk seleksi jalur mandiri ( jalur masuk tanpa subsidi, di kebanyakan perguruan tinggi negeri biayanya lebih mahal dibandingkan jalur SNMPTN atau SBMPTN )
Di tahun 2019, sebelum pandemi, para calon mahasiswa bisa mengikuti 2x test UTBK. Score yang dipakai untuk mendaftarkan diri adalah score terbaik.