Gerimis sejak pagi. Wangi tanah basah menghambur.
Udara dingin. Tapi, hati Dee hangat.
Dia bergelung dalam pelukan Kuti, suaminya, di kursi depan rumah kayu mereka. Menikmati rintik hujan, dan pepohonan yang bergerak- gerak mengikuti arah angin.
Dua cangkir coklat panas ada di hadapan mereka.
***
Dee merindukan Kuti.
Amat. Sangat.
Kuti baru saja kembali kemarin, larut malam dari perjalanan dinas yang agak lama.Â
Dee, dan anak- anak -- Pradipta, serta si kembar Nareswara dan Nareswari -- tentu saja menyambut kedatangan Kuti dengan gembira. Tapi sebab tiba di rumah ketika waktu  tidur sudah tiba, mereka belum banyak saling bercerita.
Dan pagi ini, setelah anak- anak semua berangkat ke sekolah, hanya ada mereka berdua di rumah.
Dee menyesap perlahan coklat di cangkirnya. Begitu juga dengan Kuti. Â