Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pernah Tak Makan Sebab Beasiswa Terlambat Diterima, Kini Gadis Ini Sudah Lulus Sarjana

24 Oktober 2016   10:03 Diperbarui: 24 Oktober 2016   10:38 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Dia ini kan kuliah dibiayai negara, “kata sang ibu sambil menunjuk anaknya.“ Kami sendiri tak mampu membiayai. Ayahnya sehari- hari menarik becak, tidak cukup uangnya untuk bayar kuliah.“

Aku tak banyak berkata- kata. Kudengarkan saja cerita ibu itu, sambil beberapa kali menelan ludah, untuk mencegah agar air mataku tidak mengalir keluar. Tidak lucu kan, malam itu kami sedang bersenang- senang sebab putra kami berulang tahun dan kawan putri kami wisuda, masa’ aku malah nangis- nangis. He he.

Sang ibu sendiri tidak bercerita dengan cara yang dramatis. Tidak pula ada air mata tumpah. Kami mengobrol biasa saja. Tapi ceritanya sendiri memang mengharukan.

“Dia mengurus semuanya sendiri,“ kata ibunya, “Kami kan nggak ngerti. Kami bukan orang pintar. Jadi semua urusan sekolah, dia atur sendiri. Jadi saya ini ya gimana ya, dia lulus ini, ya bangga, ya senang, tapi ya.. ya itu, gimana juga rasanya, sebab kami ini membiayai ya ndak bisa, mengurus ya ndak ngerti. Dia maju seperti ini, ya maju sendiri..“

Kalimat ibunya itu segera kami – aku dan suamiku – koreksi. “Ya tidak begitu bu, ini anaknya bisa maju begini kan juga karena ibu yang ngurus, yang membesarkan. Dan ibu doakan terus..“

Anak perempuan teman kuliah putri kami itu santun. Perilakunya baik. Orang tuanya bisa jadi memang tidak mampu secara ekonomi, sebab penghasilan pas pasan ayahnya yang menarik becak. Tapi kami percaya, betapapun ibunya mengatakan bahwa anak ini ‘mengurusi sendiri urusan sekolahnya’, peran orang tuanya sangat besar sampai dia bisa mencapai apa yang dicapainya sekarang. Lulus dari fakultas teknik perguruan tinggi yang ternama.

Aku tahu jalan yang dilalui anak ini untuk sampai lulus tidak mudah. Dia harus bekerja keras selama kuliah sebab dikejar target. Beasiswa Bidikmisi hanya akan diterima selama delapan semester. Maka dia tak bisa bersantai- santai, dia harus lulus tepat waktu dalam delapan semester.  

Lulus dengan IPK yang sangat baik, memahami kondisi keluarganya, dia tak mengambil jeda waktu untuk bersantai- santai dulu seusai lulus. Dengan gesit anak ini mencari peluang kerja dan kemarin mengatakan pada kami bahwa dia sudah diterima untuk kerja magang. “Sambil cari kerja tetap, magang dulu,“ katanya, “Dapatnya juga lumayan dari uang magang ini.“

Alhamdulillah.

Aku sungguh senang mendengar hal tersebut.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun