Mudah. Tapi..
Ya ampun. Baru saat itu kusadari, bahwa persediaan obat- obatan kami, termasuk karbon aktif itu, ada di dalam koper kecil yang akhirnya dimasukkan ke dalam bagasi !
Haduh.
Kucoba bertanya kanan- kiri. Tak seorangpun yang duduk di sekitar kami di dalam pesawat itu memiliki persediaan karbon aktif. Kucoba meminta pada pramugari, mereka juga tak punya obat yang cocok.
Ya sudahlah. Nasib. Terpaksa kuterima saja kondisi itu. Kuambil talk dan kutaburkan talk tersebut di kulitku, berharap agar gatal- gatal itu agak mereda. Untunglah gatalnya tidak parah sekali. Tapi cukup mengganggu. Membuatku tak nyenyak tidur.
Baru kemudian, sekian jam setelah itu, ketika akhirnya kami mendarat di Bandara Soekarno Hatta dan koper sudah berada di tangan, bisa kuambil dan kuminum obat untuk meredakan gatal di tubuhku.
***
Kutulis catatan ini dengan harapan untuk bisa menjadi pengingat.
Saat hendak berangkat, kita biasanya mempersiapkan segala sesuatu, termasuk obat- obatan, tapi hal yang sama mungkin lalu terlupa dan agak diabaikan pada perjalanan pulang.
Perlu disadari, baik pada perjalanan pergi maupun perjalanan pulang ke dan dari suatu tempat kita akan menempuh jarak yang sama, jumlah waktu yang sama. Maka tetap penting untuk senantiasa siaga dan memiliki obat- obatan yang mungkin diperlukan selama dalam perjalanan pulang. Sama pentingnya seperti saat berangkat.
Jangan sampai terjadi seperti apa yang harus kualami, terpaksa menahan gatal di badan selama berjam- jam sebab obat ada di dalam koper dalam bagasi pesawat yang tidak bisa diambil selama penerbangan...Â