Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mencegah Ketergantungan si Kecil pada Bantal, Guling, atau Benda Tertentu

27 Desember 2015   18:08 Diperbarui: 27 Desember 2015   19:56 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


***

Belajar dari pengalaman dengan anak- anak kami, menurut pendapatku, sebetulnya juga ada ada andil orang tua dari ketergantungan anak pada suatu benda tertentu.

Dengan alasan ‘anaknya suka yang itu’, ‘biar anaknya tidak rewel’, ‘lucu’, dan sebagainya, orang tua lalu membiasakan anak tergantung pada bantal, guling, soft toy tertentu. Orang tualah, termasuk kami dulu, yang secara tidak sadar, tidak langsung, membuat anak merasa aman dan nyaman jika bepergian dengan benda tertentu yang itu – itu saja.

Maka, memang diperlukan sedikit ‘ketegaan’ untuk mencegah hal tersebut terjadi.

Dan menurut pendapatku juga, sebenarnya bagi orang tua, lebih enak dan mudah untuk mencegah daripada jika di kemudian hari harus melepaskan anak dari ketergantungan pada benda tertentu itu. Sebab jika anak sudah terlanjur tergantung, di awal- awal kita juga akan harus melihat anak gelisah saat benda kesayangannya mulai dijauhkan dari dirinya. Dan melihat anak kecil gelisah itu, bagi orang tua sebetulnya sangat menyayat hati, lho. 

Itu sebabnya kenapa kami lalu memutuskan bahwa kami tak akan membiarkan anak kedua dan ketiga kami memiliki ketergantungan pada benda- benda tertentu di masa bayi mereka dengan cara mencegahnya sejak dini…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun