Lalu setelah beberapa waktu, guling kesayangannya itu sering kami bungkus dengan sarung guling lain, bukan yang bermotif serupa. Sampai dia terbiasa bahwa guling kesayangannya itu bisa dipasangi sarung guling yang mana saja.
Kemudian setelah itu, mulailah sedikit demi sedikit kami biasakan dia memeluk guling lain, bukan guling kesayangannya tersebut. Perlahan tapi pasti, dia tak lagi tergantung pada guling dan sarung guling tertentu. Guling itu tak kami singkirkan. Tapi ketergantungannya hilang.
Tentang si Ndut soft toy-nya, kami lakukan hal yang sama. Saat bermain dan bepergian, Â kami selang- seling kehadiran si Ndut dengan teman- temannya soft toy yang lain sampai si sulung tak lagi tergantung pada si Ndut.
Kami senang.
***
Belajar dari pengalaman dengan si sulung, aku dan suamiku bertekad untuk tak membiarkan anak kami yang kedua ini tergantung pada suatu benda tertentu.
Tidak pada soft toy, atau pada bantal, guling dan semacamnya.
Yang kami lakukan?
Ya sejak dia bayi, kami membiasakan dia tidur dengan sarung guling, bantal, seprai yang berganti- ganti baik bantal – gulingnya sendiri, maupun motif dan warna sarung gulingnya. Begitu juga dengan soft toy, kami ganti- ganti mana yang diajak bermain dengannya.
Hal ini berjalan baik. Anak kedua kami (dan kemudian juga anak ketiga), tak memiliki ketergantungan pada bantal, guling, atau soft toy yang manapun setelah kami menerapkan cara pencegahan yang disebutkan di atas.