Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Hujan (Belum) Turun

14 November 2015   09:22 Diperbarui: 14 November 2015   12:52 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“ Ya? “ aku menoleh.

“ Nanti tanggal 1, saya mau ambil uang saya semua… “

“ Oh iya, “ jawabku, “ Boleh saja. Mau dikirim ke rumah ? “

Aku sudah paham kebiasaan mereka.

Para asisten rumah tangga ini hemat. Uang gajinya tiap bulan biasanya tidak mereka ambil, tapi dititipkan saja padaku. “ Nanti saja diambil pas lebaran, “ begitu biasanya mereka berkata. Mereka hanya mengambil sedikit saja dari gajinya itu untuk pegangan mereka. Sisanya, sebagian besar, hampir utuh, dititipkan padaku.

Tapi aku juga tahu, biasanya uang yang dititip itu tak pernah benar- benar utuh “sampai lebaran” itu. Selalu ada saja selang sekian bulan, mereka menerima telepon dari kampungnya, dan di saat- saat seperti itu, mereka akan mengambil uang yang dititipkannya padaku untuk dikirimkan ke kampung.

“ Mau sekarang atau nanti tunggu tanggal 1 ? “ tanyaku pada asisten rumah tanggaku di dapur tadi pagi. “ Kalau mau sekarang juga boleh. “

Masih pagi tadi, kantor pos masih buka, maka kutawarkan hal itu.

Aku paham. Saat bicara “mau ambil uang, buat dikirim ke rumah”, yang akan perlu aku atau suamiku lakukan bukan hanya memberikan uang itu pada asisten rumah tangga kami tapi juga membawa uang tersebut ke kantor pos dan mengirimkan atas nama mereka ke keluarganya di rumah.

Pengiriman uang melalui kantor pos sudah cepat sekarang. Dikirimkan saat ini dari kota dimana kami tinggal, PIN diberikan, lalu kami akan menghubungi keluarga asisten rumah tangga kami itu di kampung, untuk memberi tahu mereka PIN tersebut dan meminta mereka berangkat ke kantor pos terdekat untuk mengambil uangnya.

Tak ada yang baru dengan itu. Hal tersebut sudah biasa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun