Percakapan yang (untunglah) berlalu dengan sangat ringan dan mudah, tanpa perdebatan sama sekali. Percakapan yang kesimpulannya adalah kami berdua sepakat bahwa aku akan bisa terus bekerja setelah menikah.
Dan begitulah yang terjadi.
Aku tetap bekerja, dan terus bekerja setelah pernikahan kami. Termasuk ketika bayi- bayi mungil lalu hadir dalam keluarga kami. Sepanjang pernikahan kami, aku tak pernah berhenti bekerja kecuali jeda jeda pendek dalam hitungan minggu atau bulan yang sengaja kuambil untuk mendapatkan istirahat ketika hendak pindah dari dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Mudahkah menjalaninya? Atau sulit?
Aku tidak bisa bilang itu mudah atau sulit. Bagiku sih, semua hal itu terintegrasi. Mudah atau sulit itu tergantung bagaimana kita menanganinya. Kasarannya, pinter- pinter ngatur aja deh…
***
Hari ini, aku mengambil cuti sehari.
Dengan senang hati, kulihat binar di mata anak bungsuku sejak bangun pagi tadi. Aku tahu, dia gembira sekali.Â
Ini hari ulang tahunnya. Dan sudah sejak beberapa waktu yang lalu, kujanjikan padanya bahwa aku akan cuti hari ini, dan mengajaknya keluar makan siang.
Keputusan yang kuambil sebab kondisi hari ulang tahunnya ini sebetulnya tidak ideal. Si bungsu sendiri sedang libur seusai ulangan tengah semester hari ini. Tapi kami tak bisa berkumpul bersama seluruh keluarga di hari ulang tahunnya kali ini.
Apa boleh buat.