" Aku cuti besok, Dee, " kata Kinanti kemarin, " Mau interview pagi. Ketemuan yuk, siang- siang, kita makan bareng setelah aku inteview ? "
Kebetulan jadwal Dee hari ini juga agak longgar, maka dia menyanggupi ajakan itu.
" Hmmm.. Enaknyaaaa.. " Dee tertawa- tawa senang melihat tahu jamur terhidang di depan mereka. Dan sup pangsit sayuran-ayam, dan sapi lada hitam, dan...
" Kinan.. " Dee tiba- tiba tersadar, " Ini koq kita pesan makanan banyak sekali ? "
Kinanti tertawa lebar. " Haha, sekali- sekali boleh kan, Dee.. Lagipula kita tidak pesan nasi.. "
Dee menatap makanan di depannya. Lalu kemudian tersenyum lebar pada Kinanti. " Aku jadi ingat Kuti, " kata Dee pada Kinanti, " Dia suka bilang kalau makan kebanyakan begini namanya makan pendosa.. "
Kinanti terbahak. " Makan pendosa? Hahaha.. Lucu sekali istilahnya.. "
Dee tersenyum. " Iya, sebab sebetulnya, kita ini harusnya kan berhenti makan sebelum kenyang. Bukannya makan terusss padahal sudah kekenyangan.. "
Kinan tersenyum lagi. Paham apa yang dikatakan Dee, tapi tetap sambil tertawa- tawa mengatakan, " Tidak apa- apa, Dee..sekali-sekali.. "
***